Enter Header Image Headline Here

Selasa, 27 Desember 2011

Cinta Yang Syari Dasarnya Iman

Cinta Yang Syari Dasarnya Iman



– Cinta seorang mukmin itu lahir dari ketulusan imannya kepada Allah Swt, bukan semata-mata memenuhi runtunan nafsu dan iblis karena iblis membawa manusia kepada kehancuran sedang Allah mengajak manusia kepada Syurga dan jalan yang lurus.

Dalil:

Q.3: 15, Katakanlah (wahai Muhammad): “Maukah supaya aku kabarkan kepad kamu akan yang lebih baik daripada semuanya itu? Yaitu bagi orang-orang yang bertakwa disediakan disisi Tuhan mereka beberapa Syurga, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Disediakan juga pasangan-pasangan/isteri-isteri yang suci bersih, serta (beroleh pula) keridhaan dari Allah”. Dan (ingatlah), Allah senantiasa Melihat akan hamba-hambaNya.

Q.52: 21, Dan orang-orang yang beriman yang diturut oleh zuriat keturunannya dengan keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) zuriat keturunannya itu dengan mereka (di dalam Syurga), dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka, tiap-tiap seorang manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.

Q.3: 170, (Dan juga) mereka bersuka cita dengan kurniaan Allah (balasan mati syahid) yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka bergembira dengan berita baik mengenai (saudara-saudaranya) orang-orang (Islam yang sedang berjuang), yang masih tinggal di belakang, yang belum (mati dan belum) sampai kepada mereka, (yaitu) bahwa tidak ada kebimbangan (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berduka cita.

Cinta Yang Tidak Benar Dasarnya Syahwat.

Tanpa sandaran kepada iman dan kecintaan kepada Allah, manusia akan melakukan sesuatu berdasarkan tuntutan nafsu semata-mata. Oleh itu cinta tanpa iman adalah memenuhi tuntutan syahwat semata-mata. Ini bukanlah ciri-ciri peribadatan mukmin yang yakinkan pembalasan Hari Akhirat.

Dalil:

Q.3: 14, Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia, kesukaan kepada benda-benda yang diingini nafsu, yaitu perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun, dari emas dan perak, kuda peliharaan yang bertanda lagi terlatih, dan binatang-binatang ternak serta kebun-kebun tanaman. Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia. Dan (ingatlah), pada sisi Allah ada tempat kembali yang sebaik-baiknya (yaitu Syurga).

Q.80: 34-37, Pada hari seseorang itu lari dari saudaranya, dan ibu serta bapaknya, dan isterinya serta anak-anaknya, karena tiap-tiap seorang dari mereka pada hari itu ada perkara-perkara yang cukup untuk menjadikannya sibuk dengan hal dirinya saja.

Q.43: 67, Pada hari itu sahabat-sahabat karib setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan takwa (iman dan amal soleh).

Ciri-Ciri Cinta.

1. Selalu Teringat-ingat.

Antara alamat cinta sebenar ialah seseorang itu senantiasa mengingati orang yang dicintainya. Apa juga yang dilakukan mesti dipikirkan apakah manfaat kepada yang dicintai, apakah pandangan yang dicintai dan seterusnya sehingga apa pendirian yang hendak diambil, mesti mengambil kira orang yang dicintai.

Dalil:

Q.8: 2, Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah.

2. Mengkagumi.

Mencintai sesuatu adalah karena ada aspek-aspek yang dikagumi pada orang yang dicintai. Sama ada karena pemurah atau cantik atau penyayang atau sebagainya. Begitulah dalam hubungan cinta dengan Allah, kita senantiasa mengkagumi kehebatan yang Allah miliki.

Dalil:

Q.1: 1, Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

3. Ridha

Ciri cinta juga ialah hati kecil kita meridhai kepada orang yang dicintai.

Dalil:

Q.9: 61, Dan diantara mereka (yang munafik itu) ada orang-orang yang menyakitas Nabi sambil mereka berkata: “Bahwa dia (Nabi Muhammad) orang yang suka mendengar (dan percaya pada apa yang didengarnya)”. Katakanlah: “Dia mendengar (dan percaya) apa yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan percaya kepada orang mukmin, dan ia pula menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu”. Dan orang-orang yang menyakitas Rasulullah itu, bagi mereka azab siksa yang tidak terperi sakitnya.

4. Siap Berkorban.

Dalil:

Q.2: 207, Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah semata-mata dan Allah pula amat belas kasihan akan hamba-hambanya.

5. Takut.

Dalil:

Q.21: 90, Maka Kami perkenankan doanya, dan Kami kurniakan kepadanya (anaknya) Yahya dan Kami perelokkan keadaan isterinya yang mandul (untuk melahirkan anak) baginya. (Kami limpahkan berbagai ihsan kepada Rasul-rasul itu ialah karena) sesungguhnya mereka senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan senantiasa berdoa kepada kami dengan penuh harapan serta gerun takut dan mereka pula senantiasa khusyuk (dan taat) kepada Kami.

6. Mengharap.

Dalil:

Q.21: 90, Maka Kami perkenankan doanya dan Kami kurniakan kepadanya (anaknya) Yahya dan Kami perelokkan keadaan isterinya yang mandul (untuk melahirkan anak) baginya. (Kami limpahkan berbagai ihsan kepada Rasul-rasul itu ialah karena) sesungguhnya mereka senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan senantiasa berdoa kepada kami dengan penuh harapan serta gerun takut, dan mereka pula senantiasa khusyuk (dan taat) kepada Kami.

7. Mentaati.

Dalil:

Q.4: 80, Sesiapa yang taat kepada Rasulullah, maka sesungguhnya ia telah taat kepada Allah dan sesiapa yang berpaling ingkar, maka (janganlah engkau berduka cita wahai Muhammad), karena Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pengawal (yang memelihara mereka dari melakukan kesalahan).

Hal ini Didapati Pada Manusia Dalam Mencintai Allah atau Mencintai Selain Allah.

Tingkatan Mahabbah

1. Hubungan hati, cinta ini terhadap benda

2. Simpati

3.Curahan hati, untuk kaum muslimin pada umumnya

4.Rasa rindu, untuk sesama mukmin

5.Mesra, untuk Rasulullah dan Islam

6.Tatayyum (cinta menghamba), hanya untuk Allah

Kosekwensi Mahabbah

1. Mencintai siapa-siapa yang dicintai kekasih
2. Mencintai apa saja yang dicintai kekasih
3. Menghasilkan wala’
4. Membenci siapa saja yang dibenci kekasih
5. Membenci apa saja yang dibenci kekasih

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net