Enter Header Image Headline Here

Senin, 22 April 2013

Diabetes Melitus


A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi.
Diatetes mellitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yng ditandai dengan kadar glokosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Diabetes Melitus : Misnadiarly).
2  Anatomi Fisiologi
2.1 Anatomi
Deabetes Melitus adalah penyakit dengan gangguan metabolik pada pankreas. Pankreas adalah suatu kelenjar mirip kelenjar luda yang panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari dua denum sanpai ke limfa, dan berat rata-rata adalah 60-90 gr. Terbentang pada vertebra lumbalis I dan II dibelakang lambung. Bagian- bagian pankreas adalah:
·      Kepala pankreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum yang melingkarinya
·      Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ pankreas, letaknya dibelakang lambung dan didepan vertebra umbalis pertama
·      Ekor pankreas, merupakan bagian runcing disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limfa.
2.2 Fisiologi
Diabetes melitus adalah penyakit dengan gangguan metabolik pada pankreas. Fungsi dari pankreas adalah:
·      Fungsi endokrim, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau- pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrim yang mensekresikan insulin.
·      Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau- pulau langerhans yang langsung yang lansung dialirkan kedalam peredaran darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon
            Hasil sekresi dari pankreas adalah hormon insulin. Hormon inilah yang berfungsi mengatur kadar gula darah didalam tubuh. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, ia mampu memperbaiki kemampuan  sel tubuh untuk mengopservasi dan menggunakan glukosa serta lemak.

3.  Etiologi.
Etiologi diabetes mellitus dapat kita bagi dalam 2 golongan besar yaitu :
1.    Faktor genetik
Bahwa ada factor keturunan pada diabetes mellitus sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi dari seorang penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui.
2.    Faktor non-genetik
        1.          Infeksi
        2.          Nutrisi :
1.    Obesitas (kegemukan)
2.    Malnutrisi protein
3.    Alkohol
        3.          Stress :
Stress berupa pembedahan, infark miokard, luka baker & emosi bisa menyebabkan hiperglikemia untuk sementara.
        4.          Obat-obatan
        5.          Penyakit-penyakit endokrin
        6.          Penyakit-penyakit pancreas
Klasifikasi etiologis diabetes mellitus menurut American Diabetes Association (1997).
Diabetes melitus tipe 1 :
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiengi insulin absolute baik melalui proses imunologik maupun idiopatik.
Diabetes militus tipe 2 :
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

4.  Manifestasi klinis.
Dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik :
1.    Gejala akut.
Gejala penyakit DM ini dari satu penderita ke penderita lainnya tidaklah selalu sama :
1.     Pada permulaan gejala ditunjukkan meliputi 3 serba banyak yaitu :
1.         Banyak makan (polifagia)
2.         Banyak minum (polidipsra)
3.         Banyak kencing (poliuria)
2.    Bila keadaan tersebut tidak diobati, lama-kelamaan mulai timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Jadi, bukan 3 p lagi, melainkan hanya 2 p saja (polidipsia dan poliurra) dan beberapa keluhan lain seperti nafsu makan mulai berkurang, bahkan kadang-kadang timbul rasa mual jika kadar glokosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :
1.         Banyak minum
2.         Banyak kencing
3.         BB menurun dengan cepat (bisa 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu)
4.         Mudah lelah
2. Gejala kronik
1. Kesemutan
2. Kulit terasa panas (wedangan)/ seperti tertusuk-tusuk jarum
3. Rasa tebal dikulit sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau kasur
4. Kram
5. Mudah mengantuk
6. Mata kabur, biasannya sering ganti kacamata
7. Gatal di sekitar kemaluan, terutama wanita
8. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
9. Kemampuan seksual menurun bahkan infoten

5.  Patofisiologi.
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian  kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri atas karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein diperan menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zak makanan itu diedarkan kesluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, dimana glokosa dibakar malalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut Metabolisme.
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glokosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glokosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat glokosa tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.
Pada diabetes melitus tipe 1, terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerasakan autoimun sel beta pankreas.
Pada diabetes melitus tipe 2, jumlah normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
 

6.Komplikasi diabetes mellitus.
1.    Komplikasi akut :
1.Ketoasidosis Diabetitum
2.Hipoglikemia
3.infeksi
2.  Komplikasi kronis :
1.Peny. Jantung dan pembuluh darah
2.Kerusakaan pada ginjal (Nefropati)
3.Kerusakaan saraf (Neuropati)
4.Kerusakaan pada meta (Retinopati)

8.Pemeriksaan diangnostik.
1.Gula darah meningkat 200-100 mg/dl, atau lebih
2.Asebon plasma (keton) : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4.Osmolalitas serum : meningkat tapi biasanya kurang dari 330 mgm/dl
5.Elektrolit :
Natrium        :  Mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium         : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun
Faktor           : Lebih sering menurun
Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
Gas darah arteri
Insulin darah : mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada

9.Penatalaksanan.
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhan/ gajala DM. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan protein, insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan protein secara halistik dan mengajarkan kegiatan mandiri kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik, dan penyuluhan.
Ø  Perencanaan makan (Meal Planning)
Pada konsensus perkumpulan endokrinologi indonesia (PERKENI) telah di tetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70 ٪), protein (10-15٪ ), dan lemak (20-25 ٪). Jumlah kandungan kolestrol < 300 mg/hari. Jumlah kandungan serat ± 25 9/hari, di utamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.
Ø  Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ±0,5 jam yang sifatnya sesuai cripe (continons, rhytmical, interval, progressive, enduranoe training). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang-selang antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Laithan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan mendayung.
Ø  Obat berkhasiat hipoglikemik
Obat Hipoglikemik oral (OHO)
1.    Sulfonilurea
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
2.Biguanid
Preparat yang ada dan aman adalah melformin. Obat ini dianjurkan unutk pasien gemuk (Indeks massa tubuh /1MT & 30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan BB lebih (1MT 27-30), dapat dikombinasikan dengan obat gol, sulfonilurea.
2.    Inhibitor & glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim & glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukossa dan menurunkan hiperglikemia pasca parndial.
3.    Insulin sensititing agent
1.      DM dengan BB menurun cepat/kurus.
2.      Ketoasidosis, asidosis laktat, dan kornea hiperosmolar
3.      DM yang mengalami stres berat
4.      DM dengan kehamilan
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemia oral dosis maksimal atau ada kontra indikasi dengan obat tersebut.
B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
            Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga, untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan metode ilmiah yaitu proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan tindakan yang berurutan yang dilakukan secara sistematis dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnosa, merencanakan intervensi mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin.
3.10.Pengkajian
          Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi: biodata, riwayat,kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a.Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b.Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c.Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d.Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f.Nyeri
Pembengkakan perut, meringis
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.


3.11.Diangnosa keperawatan.
1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Diuresisi osmotik
( dari hiprglikemia).
Kriteria hasil :
  hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil

INTERVENSI
RASIONAL
1.      Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
2.     Suhu, warna kulit, atau kelembabannya
3.      Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa
4.      Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine
5.      Berikan terapi cairan sesuai dengan indikasi

1. Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi
2. Meskipun demam, menggigil dan diaferesis merupakan hal umum terjadi proses infeksi
3. Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat
4. Memberikan perkiraan kebutuhan kan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.


2)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen.
Kriteria hasil :
Mencerna jumlah kalori / nutrisi yang tepat
1.       
2.       
3.      Menunjukkan energi tingkat biasanya


INTERVENSI
RASIONAL
1.    Timbang BB setiap hari atau sesuai denan indikasi
2.    Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
3.    Identifikasi makanan yang disukai / dikehendaki


4.    Kolaborasi dengan tim medis Diet
1.     Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (temasuk absorbsi dan utilisasinya)
2.      Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik
3.      Mengingkatkan rasa keterlibatannya : memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
4.      Untuk peroses penyembuhan

3) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi
4.      Kriteria hasil Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
5.      Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi

INTERVENSI
RASIONAL
1.      Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
2.      Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik
3.      Pertahankan tehnik aseptik pada prosedur invasif
4.      Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesual dengan indikasi
5.      Berikan anti bioatik yang sesuai.

1.      Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan kehasidosisi atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2.      Mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi nosokomial)
3.      Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman
4.      Membantu dalam memventilisasikan semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
5.      Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi metabolik
Kriteria hasil :
Mengungkapkan peningkatan tingakt energi
Menunjukkan pebaikan keampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
yang diinginkan.

INTERVENSI
RASIONAL
1.      Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas
2.      Beikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup / tanpa diganggu
3.      Pantau nadi, RR, & tekana darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas
4.      Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat tersebut
5.      Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi

1.      Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingakt aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
2.      Mencegah kelelahan yang berlebihan
3.      Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis
4.      Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan.
5.      Meningkatkan kepercayaan diri/ harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien.


5)      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar). Mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan pemajanan / mengingat
Kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit

INTERVENSI
RASIONAL
1.      Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian, dan selalu ada untuk pasien.
2.      Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan
3.      Tekankan pentingnya mempertahankan pemeriksaan gula darah setiap hari, waktu dan dosis otat, diet, aktivitas, perasaan / sensasi & peristiwa dalam hidup.
4.      Diskusikan faktor-faktor yang memegang peranan dalam kontrol DM tersebut
1.      Menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.
2.      Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip-prinsip yang dipelajari.
3.      Membantu dalam menciptakan gambaran nyata dari keadaan pasien untuk melakukan kontrol untuk penyakitnya dengan lebih baik dan meningkatkan perawatan diri / kemandiriannya.
4.      Informasi ini akan meningkatkan pengendalian terhadap DM.




DAFTAR PUSTAKA

Ariek, Mansyoer, dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Media Aesculapius Jilid I. Jakarta.

Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Carpenito, Lynda Juall.1997.Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa Yasmin Asih, Jakarta : EGC.

Doenges, Marilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.

Doengoes, Marylinn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

Ikram, Ainal. 1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.

Luecknote, Annette Geisler. 1997.Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

  1 komentar:

  1. Best Casino Site in Malaysia - ChoeChecasino.com
    ChoeChecasino.com is the best online 인카지노 casino to play and win real money. We have hundreds of casino games and more. 1xbet Choose from over 20 choegocasino games: Slots, Blackjack, Roulette.

    BalasHapus

Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net