Enter Header Image Headline Here

Rabu, 24 April 2013

Laporan Pendahuluan Askep Gagal Ginjal Kronis


I.                   LANDASAN TEORI
I.1        Anatomi Fisiologi
 1.      Ginjal
Terletak pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal sebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritonium. Panjang ginjal 6-7 cm dengan tebal 1.5-2,5 cm. Berat pada orang dewasa 140 gram. Ginjal kanan lebih pendek dan tebal dibanding sebelah kiri
2.      Nefron
Tempat awal pembentukan urine yang berjumlah ± 1 juta pada setiap ginjal. Terdiri atas komponen vaskular yang terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu, glomelurus, dan kapiler peri tubuler (dari kapsul bowmwn dan mencakup tubuli kontortus proxima, ansahale dan tubuli kontroktus distal) yang mengitari tubuh
3.      Kapsul bowmen
Terdiri atas lapisan parietal, lapisan viseral
4.      Ureter
Panjangnya 25 cm yang menghantarkan kemih dari ginjal ke kandung kemih
5.      Kandung kemih
Terletak didalam velvis
 6.      Uretra
Pada pria panjangnya 18-20 cm, pada wanita panjang nya 4 cm dan sebagai system perkemihan saja
Fungsi ginjal
·           Pengeluaran zat zat toksis
·           Mempertahankan keseimbangan cairan
·           Mempertahankan keseimbangan garam garam dan zat zat lain dalam tubuh
·           Mengeluarkan sisa sisa metabolisme dan hasil akhir dari protein ureum
 
I.2        Defenisi
  • *        GGK adalah suatu keadaan dimana ginjal tidak dapat mempertahankan keadaan homeostatis lagi. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, 153)
  • GGK adalah suatu keadaan dimana nefron kehilangan secara progresif (At a Glance Sistem Ginjal, 92)
  •  GGK adalah suatu keadaan dimana kehilangan fungsi ginjal secara bertahap (Rencana Asuhan Keperawatan, 626)
  • Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (Brunner dan Sudarrth, 2002)
  • Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari tiga bulan, yaitu kelaiann patologik atau atau adanya proteinurea
  •  Gagal ginjal kronik terjadi apabila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan keadaan lingkunagn internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakn induvidu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun (Barbara C Long, 368)
 I.3        Etiologi
            Suatu keadaan klinik dimana ginjal mengalami kerusakan secara progresif dan irreversible akibat dari berbagai faktor. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti E. coli, dan organisme lain. Pada kebanyakan kasus mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra. Dan dapat pula mencapai ginjal melalui ureter. Selain itu juga mikroorganisme dapat sampai ke ginjal melalui aliran darah dan getah bening.

I.4        Manifestasi Klinis
·           Menurut Long, 1996 : 369
a.         Gejal dini
Lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung dan depresi
b.         Gejala lebih lanjut
            Anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkalatau sesak nafasbaik pada waktu kegiatan
·           Menurut Smeltzer 2001 :1449
Hipertensi, perikarditis, anoreksia, mual dan muntah, cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kessadaran, tidak mampu berkonsentrasi
·           Menurut Suyono
a.         Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi, pitting edema, edema periobital, pembesaran vena leher, friction sub pericardial
b.         Sistem Pulmoner
Krekel, nafas dangkal, kusmaull, sputum kental liat
c.          Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah, pendarahan saluran GI, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas berbau amonia
 d.         Sistem Muskuloskletal
Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang
e.         Sistem Integumen
Warna kulit abu abu mengkilat, pruritus, kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
f.          Sistem Reproduksi
Amenore, atrofi testis
g.         Sistem Hematologi
Anemia, gangguan fungsi trombosit, gangguan fungsi leukosit
h.        Sistem otot dan syarafdan selalu menggerakan kaki bawahnya (Restless leg syndrom), rasa semutan dan terbakar terutama ditelapak kaki (burning feet syndrom), encerhalopati metabolik (lemah tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor astreriksis, mioklonus, kejang kejang), miopati
Penderita selalu mengalami penagl ditungkai kaki bawahnya
i.           Endokrin
Libido, gangguan menstruasi, ovulasi, amenore
j.           Sistem lain
Tulang : malasia
Asam basa : asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil metabolisme
Elektrolit : hipokalasemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia
k.         Eliminasi
Urine : oliguri, anuria, perubahan warna urin (kuning, coklat, merah)
Alvi : konstipasi, diare
l.           Farmakologi
Obat obat yang diekskresikan lewat ginjal




I.5        Patofisiologi
Etiologi

Perfusi darah ke ginjal terganggu

Struktur dan fungsi nefron rusak


 

Fleksibilitas parenkim ginjal menurun


 

Stadium akhir


 

Sindrom uremi

                          Gagal ginjal kronik disebabkan karena adanya penyakit yang terdapat pada ginjal, sehingga mengakibatkan. Maka lama kelamaan jumlah nefron mengalami kerusakan bertambah. Dengan adanya peran dan fungsi ginjal maka hasil metabolisme protein akan berkumpul didalam tubuh, penurunan fungsi ginjal mengakibatkan pebuangan hasil sisa metabolisme gagal yang dimulai dengan pertukaran didalam pembuluh darah tidak adekuat karena ketidak mampuan ginjal sebagai penyaring, Nitrogen)  menumpuk dalam darah. Akibatnya ginjal tidak dapat melakukan fungsinya lagi yang menyebabkan peningkatan kadar serum dan kadar nitrogen ureum, kreatin, asam urat, fosfor meningkat dalam tubuh dan menyebabkan terganggunya fungsi ginjal dan organ organ tubuh lain.
                          Perjalanan umum ginjal kronik  dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium satu dinamakan penuruna cadangan ginjal . Pada stadium ini kreatin serum dan BUN dalam keadaan normal dan penderita asimtomatik (tanpa gejala). Gangguan fungsi ginjal akan dapat diketahui dengan tes GFR.
                          Stadium dua dinamakan insufisiensi ginjal , dimana lebih dari 75%  jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR 25% dari normal. Pada tahap ini BUN baru mulai stadium insufisiensi ginjal gejala nokturia dan poliuria diakibatkan kegagalan pemekatan. Nokturia (berkemih pada malam hari) sebanyak 700 ml atau  berkemih lebih dari beberapa kali. Pengeluaran urine normal sekitar 1500 ml perhari atau sesuai dengan jumlah cairan yang diminum.
                          Stadium ke tiga dinamakan gagal ginjal stadium akhir uremia . sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau sekitar 200.000 yang masih utuh. Nilai GFR nya hanya 10% dari keadaan normal dan bersihakan kreatin sebesar 5-10 ml/menit. Penderita biasanya ologuri (pengeluaran urien kurang dari 500 ml/hari) karena kegagalan glomelurus uremik.
                          Fungsi ginjal menurun, produk akhir metabolisme protein. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
I.6        Komplikasi
·           Hematologis : anemia
·           Penyakit vesikuler dan hipertensi
·           Dehidrasi
·           Kulit : gatal gatal
·           Gastrointestinal : mual, muntah, anoreksia, dan dada seperti terbakar, bau nafas menyerupai urin
·           Endokrin
Laki laki : kehilangan libido, impotensi, dan penurunan jumlah serta motilitas sperma.
Wanita     : kehilangan libido, berkurangnya ovulasi, dan infertilisasi
Anak anak: retardasi pertumbuhan
Dewasa     : kehilangan massa otot
·           Neurologis dan Pisikatri : kelelahan,kehilangan kesadaran, koma, iritasi neurologis (tremor, ateriksis, agitasi, meningismus, peningkatan tonus otot bkejang)
I.7        Pemeriksaan Penunjang
·                Kreatin dan BUN serum keduanya tinggi karena gagal ginjal
·                Klilens kreatin menunjukan penyakit ginjal tahap akhir apabila berkurang sampai 90%
·                Elektrolit serum menunjukan peningkatan kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan produk fosfor-kalsium, dengan natrium serum rendah.
·                Gas Darah Arteri (GDA) menunjukan asidosis metabolik (nilai pH, kadar bikarbonat, dan kelebihan basa dibawah rentang normal)
·                Hemoglobin dan hemotakrit dibawah rentang normal
·                Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal
·                Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi jika metabolisme tulang diperbaharui.
I.7        Penatalaksanaan Medis
·                Diet retriksi asupan kalium, fosfat, natrium dan air untuk mengindari hiperkalemia
·                Transfusi darah
·                Obat obatan : antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
·                Dialisis dan transpaltasi ginjal
 

I.                   KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

II.1      Pengkajian
Ø   Aktivitas dan istirahat
Gejala     : kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, insomnia,
Tanda     : kelemahan otot, kehilangan tonus otot, penurunan rentang gerak
Ø   Sirkulasi
Gejala     : nyeri dada
Tanda     : nadi kuat, pitting pada kaki, distrimia jantung, pucat
Ø   Integritas Ego
Gejala     : faktor stess (faktor finansial)
Tanda     : ansietas, takut, perubahan kepribadian
Ø   Eliminasi
Gejala     : penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria
Tanda     : perubahan warna urine
Ø   Makan/Cairan
Gejala     : peningkatan berat badan cepat (edema), malnutrisi
Tanda     : distensi abdomen, perubahan turgor, edema
Ø   Neurosensori
Gejala     : sakit kepala, pengelihatan kabur, kesemutan
Tanda     : kejang, ketidak mampuan berkonsentrasi,
Ø   Nyeri/Kenyamanan
Gejala     : nyeri panggul, sakit kepala
Tanda     : distraksi, gelisah
Ø   Pernafasan
Gejala     : nafas pendek, batuk tanpa sputum
Tanda     : takipnea, dispnea,
Ø   Keamanan
Gejala     : kulit gatl
Tanda     : pruritus, demam

Ø   Seksualitas
Gejala     : penurunan libido, amenore, infertilisasi
Ø   Interaksi Sosial
Gejala     : kesulitan menetukan kondisi (tidak mampu bekerja)
Ø   Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala                 : riwayat DM, penyakit polikstik
Pertimbangan    : DRG menunjukan rerata lama rawat 6 hari, memerlukan bantuan dalam obat, pengobatan, suplai, transportasi, pemeriharaan rumah

II.2       Rencana Keperawatan
           
*             Kelebihan volume caiaran b.d kerusakan fungsi ginjal
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Identifikasi faktor penyebab

2.      Kaji tanda tanda vital

3.      Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas pergerakan seperti berdiri, meninggikan kaki
4.      Kurangi asupan garam, pertimbangkan penggunaan garam pengganti
5.      Pantau kreati dan BUN
Kalium serum 5,5 m Eq/L
Peningkatan BUN
1.      Untuk menentukan tindakan keperawatan
2.      Untuk mengetahui kondisi pasien
3.      Agar tidak terjadi imobilitasi



4.      Agar tidak terjadi peningkatan natrium

5.      Menunjukan kebutuhan untuk segera melakukan dialisa


*             Intoleran aktifitas b.d anemia dan nyeri sendi sekunder terhadap gagal ginjal
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Pantau :
a.       Berat badan setiap hari
b.      Kreatin dan BUN setiap hari
c.       Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari
d.      Hasil laporan JDL (hemoglobin, hematokrit)
e.       Kadar besi dan feritin serum
f.        Nilai protein serum
g.       Hasil kalsium serum dan kadar fosfat
2.      Mungkinkan periode istirahat sepanajng hari

3.      Bantu pasien dalam merencanakan jadwal aktivitas seriap hari untuk menghindari imobilisasi dan kelelahan


1.      Perubahan ini menunjukan harus segera di dialisa









2.      Istirahat dapat menyimpan energi yang digunakan tubuh untuk aktivitas
3.      Imobilisasi meningkatkan responsi kalsium dari tulang





*             Resti kerusakan integritas kulit b.d pruritus sekunder terhadap gagal ginjal
INTERVENSI
RASIONAL
                1.        Anjurkan pasien:
a.       Untuk mempertahankan kuku terpotong pendek
b.      Mempertahankan suhu ruangan pada keadaan nyaman untuk mencegah keringat
c.       Mengikuti pembatasan diet yang diprogramkan
d.      Mandi dengan sabun tanpa deodoran dan hipoalergik
1.     Kuku yang panjang berkemungkinan dapat merobek kulit, keringat, panas, dan kulit kering meningkatkan pruritus. Sabun dapat mengurangi kulit kering dan mengurangi iritasi pada kulit

*             Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan, prognosis
INTERVENSI
RASIONAL
1.          Beri informasi tentang:
a.       Sifat gagal ginjal
b.      Tujuan pemeriksaan diagnostik
c.       Persiapan pemeriksaan diagnostik
d.      Tujuan terapi yang diprogramkan

2.          Sediakan waktu untuk pasien dan orang terdekat untuk membicarakan tentang masalah dan perasaan tentang perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk memilih terapi
1.     Agar pasien memahami tentang penyakit yang diderita dan apabila penyakit tersebut semakin parah maka akan dilakukan dialisa selamnya. Selain itu juga bertujuan untuk memberikan informasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
2.     Pengeksperian perasaan membantu mengurangi ansietas. Tindakan untuk gagal ginjal berdampak untuk seluruh keluarga

*             Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
INTERVESI
RASIONAL
1.         Bantu dan dorong pasien untuk makan
2.         Berikan makan sedikit dan sering


3.         Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi
4.         Konsul dengan ahli diet untuk memberikan diet tinggi dan kalori karbohidrat sederhana, rendah lemak dan tinggi protein
1.     Diet yang tepat penting untuk penyembuhan
2.     Buruknya toleransi terhadap makan mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intrabdomen atau asites
3.     Pendarahan dari varises esofagus dapat terjadi pada sirosis berat
4.     Makan tinggi kalori dibutuhkan pada kebanyakan pasien yang pemasukannya dibatasi , protein diperlukan pada perbaikan protein serum untuk menurunkan edema.

*             Resti penurunan curah jantung b.d ketidak seimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokard, dan tahan vaskuler sistemik
INTERVENSI
RASIONAL
1.          Evaluasi adanya edema perifer atau kongesti vaskular dan dispnea
2.          Kaji derajat hipertensi



3.          Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi, radiasi, beratnya
1.    Frekuensi tak teratur, takipnea, dispnea dan edema menunjukan GGK
2.    Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron renin angiotensin
3.    Kurang lebih pasien GGK mengalami perikarditis, potensial resiko efusi perikardial

*             Resti terhadap ketidak efektifan pola pernafasan b.d pengumpulan cairan intra abdomen
INTERVENSI
RASIONAL
1.         Awasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernafasan


2.         Ubah posisi dengan sering, dorong nafas dalam, latihan dan batuk
3.         Auskultasi bunyi nafas, mengi, ronkhi

4.         Berikan tambahan O2 sesuai indikasi
1.     Pernafasan dangkal cepat atau dispnea sehubungan dengan akumulasi cairan dalam abdomen
2.     Membantu ekstansi paru dalam memobalisasi sekret

3.     Menunjukan terjadinya komplikasi dan meningkatkan resiko infeksi
4.     Untuk mencegah hipoksia, bila oksigenisasi adekuat, ventilasi mekanik sesuai kebutuhan

*             Membran mukosa oral, perubahan b.d penurunan salivasi, pembatasan cairan
INTERVENSI
RASIONAL
1.         Inspeksi rongga mulut, perhtiakn kelembapan, karakter saliva, adanya inflamasi, ulserasi leukoplakia
2.         Berikan caiaran sepajang 24 jam dalam batas yang ditentukan
3.         Berikan obat sesuai indikasi misal antihistamin (periacitin)
1.    Memberikan kesempatan untuk intervensi segera dan mencegah infeksi

2.    Mencegah kekeringan mulut berlebihan dari periode lama tanpa masukan oral
3.    Dapat  diberikan untuk menghilangkan gatal

*             Ketidak patuhan b.d sistem nilai pasien keyakinan, pengaruh budaya
Ngindikasikan
INTERVENSI
RASIONAL
1.          Yakinkan persepsi terhadap situasi dan konsekuensi prilaku



2.          Identifikasi perilaku yang mengindikasikan kegagalan untuk mengikuti program pengobatan

3.          Evaluasi sistem pendukung atau sumber yang digunakan oleh pasien
1.    Memberikan kesadaran bagaimana pasien memandang penyakitnya sendiri dan program pengobatan dan membantu dalam memahami masalah pasien
2.    Dapat memberikan informasi tentang alasan kurangnya kerjasam dan memperjelas area yang memerlukan pemecahan masalah
3.    Adanya sistem pendukung adekuat membantu pasien untuk mengatasi kesulitan penyakit lama




DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabet J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta
Doenges. E, Marlin, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Jilid 3. EGC : Jakarta
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Volume 1. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius : Jakarta
Mubarok, Iqbal, Wahid. Nurul Cahayati. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia.EGC : Jakarta
O’Callaghan, Cris. 2006. At a Glance Sistem Ginjal. Erlangga : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C dan Breanda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Mediakl Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. EGC : Jakarta
Suddart Brunner.2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 3 Jilid 1 dan 2. Balai Pustaka : Jakarta
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. EGC : Jakarta

  3 komentar:

  1. gan ada yang lebih update gak soalnya literaturnya minimal 10 tahun(2003)

    BalasHapus
  2. iya nih gan..
    belum sempat di update..
    sebenarnya dah ada,,

    BalasHapus
  3. kita juga punya nih artikel mengenai 'Gagal Ginjal Kronis', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1893/1/Artikel_10503119.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus

Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net