Enter Header Image Headline Here

Jumat, 19 April 2013

ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI


A.  Pengertian
            Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersfat reversible (Tarwoto, 2007)
            Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversible dengan berbagai etiologi (Arif, 2000)
            Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengna ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (anonym, 2008)

B.  Etiologi
      Penyebab pada kejang epilepsy sebagian besar belum diketahui (Idiopatik) sering terjadi pada :
1.      Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
2.      Cedera kepala, infeksi system syaraf
3.      Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
4.      Demam, gangguan metabolic (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
5.      Tumor otak
6.      Kelainan pembuluh darah
(Tarwoto, 2007)

C.  Patofisiologi


            Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik.  Otak ialah rangkaian berjuta-jutaneron.  Pada hakekatnya tugas neron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps.  Dalam sinaps terdapat zat yang dianamakan nerotransmiter.  Acetylchocline dan norepinerprine ialah neurotransmitter eksitatif, sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps.  Bangkitan epilepsy dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan focus epileptogen.  Dari focus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrite ke neron-neron disekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi).  Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar kebagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran.  Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.

D.  Manifestasi klinik
1.      Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan.
2.      Kelainan gambaran EGC
3.      Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen
4.      Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptic (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men cium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)

Kejang Parsial
  1. Parsial Sederhana
Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran.  Misal: hanya satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak, dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau ras yang tidak umum/tidak nyaman
  1. Parsial komplek
Dengan gejala kompleks, umumnya dengan gangguan kesadaran.  Dengan gejala kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor.  Misalnya: individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automrik, tetapi individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat.

Kejang Umum (grandmal)
Melibatkan kedua hemisfer otak yang menyebabkan kedua sisi tubuh bereaksi terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (Klonik) disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari:
  1. Kejang tonik-klonik
  2. Kejang tonik
  3. Kejang klonik
  4. Kejang atonik
  5. Kejang Myoklonik
  6. Spasme kelumpuhan
  7. Tidak ada kejang
  8. Kejang tidak diklasifikasikan / digolongkan karena datanya tidak lengkap

F.  Pemeriksaan diagnostik
1.  CT Scan
      Untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan serebral
2.  Elektroensefalogram (EEG)
      Untuk mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan
a.       Magnetik resonance imaging (MRI)
b.      Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah

G.  Penatalaksanaan
1.  Dilakukan secara manual, juga diarahkan untuk mencegah terjadinya
     kejang
2.  Farmakoterapi

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net