Laporan Pendahuluan Askep Gagal Ginjal Kronis
I.
LANDASAN TEORI
I.1 Anatomi
Fisiologi
1.
Ginjal
Terletak
pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal sebelah kanan dan kiri tulang
belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritonium. Panjang
ginjal 6-7 cm dengan tebal 1.5-2,5 cm. Berat pada orang dewasa 140 gram. Ginjal
kanan lebih pendek dan tebal dibanding sebelah kiri
2.
Nefron
Tempat
awal pembentukan urine yang berjumlah ± 1 juta pada setiap ginjal. Terdiri atas
komponen vaskular yang terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu, glomelurus,
dan kapiler peri tubuler (dari kapsul bowmwn dan mencakup tubuli kontortus
proxima, ansahale dan tubuli kontroktus distal) yang mengitari tubuh
3.
Kapsul bowmen
Terdiri
atas lapisan parietal, lapisan viseral
4.
Ureter
Panjangnya
25 cm yang menghantarkan kemih dari ginjal ke kandung kemih
5.
Kandung kemih
Terletak
didalam velvis
6.
Uretra
Pada
pria panjangnya 18-20 cm, pada wanita panjang nya 4 cm dan sebagai system
perkemihan saja
Fungsi ginjal
·
Pengeluaran zat zat
toksis
·
Mempertahankan
keseimbangan cairan
·
Mempertahankan
keseimbangan garam garam dan zat zat lain dalam tubuh
·
Mengeluarkan sisa sisa
metabolisme dan hasil akhir dari protein ureum
I.2 Defenisi
- GGK adalah suatu keadaan dimana ginjal tidak dapat mempertahankan keadaan homeostatis lagi. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, 153)
- GGK adalah suatu keadaan dimana nefron kehilangan secara progresif (At a Glance Sistem Ginjal, 92)
- GGK adalah suatu keadaan dimana kehilangan fungsi ginjal secara bertahap (Rencana Asuhan Keperawatan, 626)
- Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (Brunner dan Sudarrth, 2002)
- Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari tiga bulan, yaitu kelaiann patologik atau atau adanya proteinurea
- Gagal ginjal kronik terjadi apabila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan keadaan lingkunagn internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakn induvidu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun (Barbara C Long, 368)
I.3 Etiologi
Suatu keadaan klinik dimana ginjal
mengalami kerusakan secara progresif dan irreversible akibat dari berbagai
faktor. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti E. coli,
dan organisme lain. Pada kebanyakan kasus mikroorganisme tersebut dapat masuk
ke dalam kandung kemih melalui uretra. Dan dapat pula mencapai ginjal melalui
ureter. Selain itu juga mikroorganisme dapat sampai ke ginjal melalui aliran
darah dan getah bening.
I.4 Manifestasi Klinis
·
Menurut Long, 1996 : 369
a.
Gejal dini
Lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik
dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung dan depresi
b.
Gejala lebih lanjut
Anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkalatau sesak
nafasbaik pada waktu kegiatan
·
Menurut Smeltzer 2001
:1449
Hipertensi, perikarditis, anoreksia,
mual dan muntah, cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kessadaran,
tidak mampu berkonsentrasi
·
Menurut Suyono
a.
Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi, pitting edema, edema
periobital, pembesaran vena leher, friction sub pericardial
b.
Sistem Pulmoner
Krekel, nafas dangkal, kusmaull, sputum
kental liat
c.
Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah,
pendarahan saluran GI, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas berbau amonia
d.
Sistem Muskuloskletal
Kram otot, kehilangan kekuatan
otot, fraktur tulang
e.
Sistem Integumen
Warna kulit abu abu mengkilat,
pruritus, kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis
dan kasar
f.
Sistem Reproduksi
Amenore, atrofi testis
g.
Sistem Hematologi
Anemia, gangguan fungsi trombosit,
gangguan fungsi leukosit
h.
Sistem otot dan
syarafdan selalu menggerakan kaki bawahnya (Restless leg syndrom), rasa semutan
dan terbakar terutama ditelapak kaki (burning feet syndrom), encerhalopati
metabolik (lemah tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor astreriksis,
mioklonus, kejang kejang), miopati
Penderita selalu mengalami penagl
ditungkai kaki bawahnya
i.
Endokrin
Libido, gangguan menstruasi, ovulasi,
amenore
j.
Sistem lain
Tulang : malasia
Asam basa : asidosis metabolik akibat
penimbunan asam organik sebagai hasil metabolisme
Elektrolit : hipokalasemia, hiperfosfatemia,
hiperkalemia
k.
Eliminasi
Urine : oliguri, anuria, perubahan warna
urin (kuning, coklat, merah)
Alvi : konstipasi, diare
l.
Farmakologi
Obat obat yang diekskresikan lewat
ginjal
I.5 Patofisiologi
Etiologi
Perfusi darah ke ginjal
terganggu
Struktur
dan fungsi nefron rusak
Fleksibilitas
parenkim ginjal menurun
Stadium
akhir
Sindrom
uremi
Gagal ginjal kronik disebabkan karena adanya penyakit yang
terdapat pada ginjal, sehingga mengakibatkan. Maka lama kelamaan jumlah nefron
mengalami kerusakan bertambah. Dengan adanya peran dan fungsi ginjal maka hasil
metabolisme protein akan berkumpul didalam tubuh, penurunan fungsi ginjal
mengakibatkan pebuangan hasil sisa metabolisme gagal yang dimulai dengan
pertukaran didalam pembuluh darah tidak adekuat karena ketidak mampuan ginjal
sebagai penyaring, Nitrogen) menumpuk
dalam darah. Akibatnya ginjal tidak dapat melakukan fungsinya lagi yang
menyebabkan peningkatan kadar serum dan kadar nitrogen ureum, kreatin, asam
urat, fosfor meningkat dalam tubuh dan menyebabkan terganggunya fungsi ginjal
dan organ organ tubuh lain.
Perjalanan umum ginjal
kronik dapat dibagi menjadi tiga
stadium. Stadium satu dinamakan penuruna cadangan ginjal . Pada
stadium ini kreatin serum dan BUN dalam keadaan normal dan penderita
asimtomatik (tanpa gejala). Gangguan fungsi ginjal akan dapat diketahui dengan
tes GFR.
Stadium dua dinamakan insufisiensi
ginjal , dimana lebih dari 75%
jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR 25% dari normal. Pada tahap
ini BUN baru mulai stadium insufisiensi ginjal gejala nokturia dan poliuria
diakibatkan kegagalan pemekatan. Nokturia (berkemih pada malam hari) sebanyak
700 ml atau berkemih lebih dari beberapa
kali. Pengeluaran urine normal sekitar 1500 ml perhari atau sesuai dengan jumlah
cairan yang diminum.
Stadium ke tiga
dinamakan gagal ginjal stadium akhir uremia . sekitar 90% dari massa
nefron telah hancur atau sekitar 200.000 yang masih utuh. Nilai GFR nya hanya
10% dari keadaan normal dan bersihakan kreatin sebesar 5-10 ml/menit. Penderita
biasanya ologuri (pengeluaran urien kurang dari 500 ml/hari) karena kegagalan
glomelurus uremik.
Fungsi ginjal menurun,
produk akhir metabolisme protein. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem
tubuh.
I.6 Komplikasi
·
Hematologis : anemia
·
Penyakit vesikuler dan
hipertensi
·
Dehidrasi
·
Kulit : gatal gatal
·
Gastrointestinal :
mual, muntah, anoreksia, dan dada seperti terbakar, bau nafas menyerupai urin
·
Endokrin
Laki laki : kehilangan libido,
impotensi, dan penurunan jumlah serta motilitas sperma.
Wanita :
kehilangan libido, berkurangnya ovulasi, dan infertilisasi
Anak anak: retardasi pertumbuhan
Dewasa :
kehilangan massa otot
·
Neurologis dan
Pisikatri : kelelahan,kehilangan kesadaran, koma, iritasi neurologis (tremor,
ateriksis, agitasi, meningismus, peningkatan tonus otot bkejang)
I.7 Pemeriksaan Penunjang
·
Kreatin dan BUN serum
keduanya tinggi karena gagal ginjal
·
Klilens kreatin
menunjukan penyakit ginjal tahap akhir apabila berkurang sampai 90%
·
Elektrolit serum
menunjukan peningkatan kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan produk
fosfor-kalsium, dengan natrium serum rendah.
·
Gas Darah Arteri (GDA)
menunjukan asidosis metabolik (nilai pH, kadar bikarbonat, dan kelebihan basa
dibawah rentang normal)
·
Hemoglobin dan
hemotakrit dibawah rentang normal
·
Jumlah sel darah merah
dibawah rentang normal
·
Kadar alkalin fosfat
mungkin tinggi jika metabolisme tulang diperbaharui.
I.7 Penatalaksanaan Medis
·
Diet retriksi asupan
kalium, fosfat, natrium dan air untuk mengindari hiperkalemia
·
Transfusi darah
·
Obat obatan :
antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid (membantu berkemih)
·
Dialisis dan
transpaltasi ginjal
I.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
II.1 Pengkajian
Ø
Aktivitas dan istirahat
Gejala :
kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, insomnia,
Tanda :
kelemahan otot, kehilangan tonus otot, penurunan rentang gerak
Ø
Sirkulasi
Gejala :
nyeri dada
Tanda :
nadi kuat, pitting pada kaki, distrimia jantung, pucat
Ø
Integritas Ego
Gejala :
faktor stess (faktor finansial)
Tanda :
ansietas, takut, perubahan kepribadian
Ø
Eliminasi
Gejala :
penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria
Tanda :
perubahan warna urine
Ø
Makan/Cairan
Gejala :
peningkatan berat badan cepat (edema), malnutrisi
Tanda :
distensi abdomen, perubahan turgor, edema
Ø
Neurosensori
Gejala :
sakit kepala, pengelihatan kabur, kesemutan
Tanda :
kejang, ketidak mampuan berkonsentrasi,
Ø
Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
nyeri panggul, sakit kepala
Tanda :
distraksi, gelisah
Ø
Pernafasan
Gejala :
nafas pendek, batuk tanpa sputum
Tanda :
takipnea, dispnea,
Ø
Keamanan
Gejala :
kulit gatl
Tanda :
pruritus, demam
Ø
Seksualitas
Gejala :
penurunan libido, amenore, infertilisasi
Ø
Interaksi Sosial
Gejala :
kesulitan menetukan kondisi (tidak mampu bekerja)
Ø
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala :
riwayat DM, penyakit polikstik
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama rawat 6 hari, memerlukan bantuan
dalam obat, pengobatan, suplai, transportasi, pemeriharaan rumah
II.2 Rencana Keperawatan
Kelebihan volume
caiaran b.d kerusakan fungsi ginjal
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Identifikasi faktor
penyebab
2.
Kaji tanda tanda
vital
3.
Anjurkan klien untuk
melakukan aktifitas pergerakan seperti berdiri, meninggikan kaki
4.
Kurangi asupan garam,
pertimbangkan penggunaan garam pengganti
5.
Pantau kreati dan BUN
Kalium serum 5,5 m Eq/L
Peningkatan BUN
|
1.
Untuk menentukan
tindakan keperawatan
2.
Untuk mengetahui
kondisi pasien
3.
Agar tidak terjadi
imobilitasi
4.
Agar tidak terjadi
peningkatan natrium
5.
Menunjukan kebutuhan
untuk segera melakukan dialisa
|
Intoleran aktifitas b.d
anemia dan nyeri sendi sekunder terhadap gagal ginjal
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Pantau :
a.
Berat badan setiap
hari
b.
Kreatin dan BUN
setiap hari
c.
Jumlah makanan yang
dikonsumsi setiap hari
d.
Hasil laporan JDL
(hemoglobin, hematokrit)
e.
Kadar besi dan
feritin serum
f.
Nilai protein serum
g.
Hasil kalsium serum
dan kadar fosfat
2.
Mungkinkan periode
istirahat sepanajng hari
3.
Bantu pasien dalam
merencanakan jadwal aktivitas seriap hari untuk menghindari imobilisasi dan
kelelahan
|
1.
Perubahan ini
menunjukan harus segera di dialisa
2.
Istirahat dapat
menyimpan energi yang digunakan tubuh untuk aktivitas
3.
Imobilisasi
meningkatkan responsi kalsium dari tulang
|
Resti kerusakan
integritas kulit b.d pruritus sekunder terhadap gagal ginjal
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Anjurkan pasien:
a.
Untuk mempertahankan
kuku terpotong pendek
b.
Mempertahankan suhu
ruangan pada keadaan nyaman untuk mencegah keringat
c.
Mengikuti pembatasan
diet yang diprogramkan
d.
Mandi dengan sabun
tanpa deodoran dan hipoalergik
|
1.
Kuku yang panjang
berkemungkinan dapat merobek kulit, keringat, panas, dan kulit kering
meningkatkan pruritus. Sabun dapat mengurangi kulit kering dan mengurangi
iritasi pada kulit
|
Ansietas b.d kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan,
prognosis
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Beri informasi
tentang:
a.
Sifat gagal ginjal
b.
Tujuan pemeriksaan
diagnostik
c.
Persiapan pemeriksaan
diagnostik
d.
Tujuan terapi yang
diprogramkan
2.
Sediakan waktu untuk
pasien dan orang terdekat untuk membicarakan tentang masalah dan perasaan
tentang perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk memilih terapi
|
1.
Agar pasien memahami
tentang penyakit yang diderita dan apabila penyakit tersebut semakin parah
maka akan dilakukan dialisa selamnya. Selain itu juga bertujuan untuk
memberikan informasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
2.
Pengeksperian
perasaan membantu mengurangi ansietas. Tindakan untuk gagal ginjal berdampak
untuk seluruh keluarga
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
INTERVESI
|
RASIONAL
|
1.
Bantu dan dorong
pasien untuk makan
2.
Berikan makan sedikit
dan sering
3.
Berikan makanan
halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi
4.
Konsul dengan ahli
diet untuk memberikan diet tinggi dan kalori karbohidrat sederhana, rendah
lemak dan tinggi protein
|
1.
Diet yang tepat
penting untuk penyembuhan
2.
Buruknya toleransi
terhadap makan mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intrabdomen
atau asites
3.
Pendarahan dari
varises esofagus dapat terjadi pada sirosis berat
4.
Makan tinggi kalori
dibutuhkan pada kebanyakan pasien yang pemasukannya dibatasi , protein
diperlukan pada perbaikan protein serum untuk menurunkan edema.
|
Resti penurunan curah
jantung b.d ketidak seimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja
miokard, dan tahan vaskuler sistemik
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Evaluasi adanya edema
perifer atau kongesti vaskular dan dispnea
2.
Kaji derajat
hipertensi
3.
Selidiki keluhan
nyeri dada, perhatikan lokasi, radiasi, beratnya
|
1.
Frekuensi tak
teratur, takipnea, dispnea dan edema menunjukan GGK
2.
Hipertensi bermakna
dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron renin angiotensin
3.
Kurang lebih pasien
GGK mengalami perikarditis, potensial resiko efusi perikardial
|
Resti terhadap ketidak
efektifan pola pernafasan b.d pengumpulan cairan intra abdomen
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Awasi frekuensi,
kedalaman, dan upaya pernafasan
2.
Ubah posisi dengan
sering, dorong nafas dalam, latihan dan batuk
3.
Auskultasi bunyi
nafas, mengi, ronkhi
4.
Berikan tambahan O2
sesuai indikasi
|
1.
Pernafasan dangkal
cepat atau dispnea sehubungan dengan akumulasi cairan dalam abdomen
2.
Membantu ekstansi
paru dalam memobalisasi sekret
3.
Menunjukan terjadinya
komplikasi dan meningkatkan resiko infeksi
4.
Untuk mencegah
hipoksia, bila oksigenisasi adekuat, ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
|
Membran mukosa oral,
perubahan b.d penurunan salivasi, pembatasan cairan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Inspeksi rongga
mulut, perhtiakn kelembapan, karakter saliva, adanya inflamasi, ulserasi
leukoplakia
2.
Berikan caiaran
sepajang 24 jam dalam batas yang ditentukan
3.
Berikan obat sesuai
indikasi misal antihistamin (periacitin)
|
1.
Memberikan kesempatan
untuk intervensi segera dan mencegah infeksi
2.
Mencegah kekeringan
mulut berlebihan dari periode lama tanpa masukan oral
3.
Dapat diberikan untuk menghilangkan gatal
|
Ketidak patuhan b.d
sistem nilai pasien keyakinan, pengaruh budaya
Ngindikasikan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Yakinkan persepsi
terhadap situasi dan konsekuensi prilaku
2.
Identifikasi perilaku
yang mengindikasikan kegagalan untuk mengikuti program pengobatan
3.
Evaluasi sistem
pendukung atau sumber yang digunakan oleh pasien
|
1.
Memberikan kesadaran
bagaimana pasien memandang penyakitnya sendiri dan program pengobatan dan
membantu dalam memahami masalah pasien
2.
Dapat memberikan
informasi tentang alasan kurangnya kerjasam dan memperjelas area yang memerlukan
pemecahan masalah
3.
Adanya sistem
pendukung adekuat membantu pasien untuk mengatasi kesulitan penyakit lama
|
DAFTAR
PUSTAKA
Corwin Elizabet J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta
Doenges. E, Marlin, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Jilid 3. EGC : Jakarta
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah
Volume 1. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk.
1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius : Jakarta
Mubarok, Iqbal, Wahid.
Nurul Cahayati. 2008. Kebutuhan Dasar
Manusia.EGC : Jakarta
O’Callaghan,
Cris. 2006. At a Glance Sistem Ginjal.
Erlangga : Jakarta
Smeltzer,
Suzanne C dan Breanda G Bare. 2001. Buku
Ajar Keperawatan Mediakl Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. EGC : Jakarta
Suddart
Brunner.2000. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 3 Jilid 1
dan 2. Balai Pustaka : Jakarta
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
EGC : Jakarta
gan ada yang lebih update gak soalnya literaturnya minimal 10 tahun(2003)
BalasHapusiya nih gan..
BalasHapusbelum sempat di update..
sebenarnya dah ada,,
kita juga punya nih artikel mengenai 'Gagal Ginjal Kronis', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1893/1/Artikel_10503119.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat