Diabetes Melitus
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi.
Diatetes mellitus (DM) atau penyakit
kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yng ditandai dengan kadar
glokosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu
sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama
dengan 126 mg/dl (Diabetes Melitus : Misnadiarly).
2
Anatomi
Fisiologi
2.1 Anatomi
Deabetes Melitus adalah penyakit dengan gangguan
metabolik pada pankreas. Pankreas adalah suatu kelenjar mirip kelenjar luda
yang panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari dua denum sanpai ke
limfa, dan berat rata-rata adalah 60-90 gr. Terbentang pada vertebra lumbalis I
dan II dibelakang lambung. Bagian- bagian pankreas adalah:
· Kepala pankreas, terletak disebelah kanan rongga
abdomen dan didalam lekukan duodenum yang melingkarinya
· Badan pankreas, merupakan bagian utama
dari organ pankreas, letaknya dibelakang lambung dan didepan vertebra umbalis
pertama
· Ekor pankreas, merupakan bagian runcing
disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limfa.
2.2 Fisiologi
Diabetes melitus adalah penyakit dengan gangguan
metabolik pada pankreas. Fungsi dari pankreas adalah:
· Fungsi endokrim, sekelompok kecil sel
epitelium yang berbentuk pulau- pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrim yang
mensekresikan insulin.
· Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau- pulau langerhans yang langsung yang
lansung dialirkan kedalam peredaran darah. Sekresinya disebut hormon insulin
dan hormon glukagon
Hasil sekresi dari pankreas adalah hormon insulin. Hormon inilah yang
berfungsi mengatur kadar gula darah didalam tubuh. Insulin mengendalikan kadar
glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, ia mampu memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengopservasi
dan menggunakan glukosa serta lemak.
3.
Etiologi.
Etiologi
diabetes mellitus dapat kita bagi dalam 2 golongan besar yaitu :
1.
Faktor genetik
Bahwa ada factor keturunan
pada diabetes mellitus sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi
dari seorang penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui.
2.
Faktor non-genetik
1.
Infeksi
2.
Nutrisi :
1.
Obesitas (kegemukan)
2.
Malnutrisi protein
3.
Alkohol
3.
Stress :
Stress berupa pembedahan,
infark miokard, luka baker & emosi bisa menyebabkan hiperglikemia untuk
sementara.
4.
Obat-obatan
5.
Penyakit-penyakit endokrin
6.
Penyakit-penyakit pancreas
Klasifikasi etiologis diabetes mellitus menurut
American Diabetes Association (1997).
Diabetes melitus tipe 1 :
Destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiengi insulin absolute baik melalui proses imunologik maupun
idiopatik.
Diabetes militus tipe 2 :
Bervariasi mulai yang predominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan
gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
4.
Manifestasi
klinis.
Dapat digolongkan menjadi
gejala akut dan gejala kronik :
1.
Gejala akut.
Gejala penyakit DM ini dari satu penderita ke
penderita lainnya tidaklah selalu sama :
1. Pada permulaan gejala ditunjukkan meliputi
3 serba banyak yaitu :
1.
Banyak
makan (polifagia)
2.
Banyak
minum (polidipsra)
3.
Banyak
kencing (poliuria)
2. Bila keadaan tersebut tidak diobati,
lama-kelamaan mulai timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Jadi,
bukan 3 p lagi, melainkan hanya 2 p saja (polidipsia dan poliurra) dan beberapa
keluhan lain seperti nafsu makan mulai berkurang, bahkan kadang-kadang timbul
rasa mual jika kadar glokosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :
1.
Banyak
minum
2.
Banyak
kencing
3.
BB
menurun dengan cepat (bisa 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu)
4.
Mudah
lelah
2. Gejala kronik
1. Kesemutan
2. Kulit
terasa panas (wedangan)/ seperti tertusuk-tusuk jarum
3. Rasa
tebal dikulit sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau kasur
4. Kram
5. Mudah
mengantuk
6. Mata kabur, biasannya
sering ganti kacamata
7. Gatal di sekitar kemaluan,
terutama wanita
8. Gigi mudah goyah dan mudah
lepas
9. Kemampuan seksual menurun
bahkan infoten
5.
Patofisiologi.
Pengolahan bahan makanan
dimulai dari mulut kemudian kelambung
dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri atas
karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein diperan menjadi asam amino dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zak makanan itu diedarkan kesluruh tubuh untuk
dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar zat makanan
itu harus diolah, dimana glokosa dibakar malalui proses kimia yang menghasilkan
energi yang disebut Metabolisme.
Dalam proses metabolisme,
insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glokosa ke dalam sel yang
digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glokosa tidak
dapat masuk ke dalam sel dengan akibat glokosa tetap berada di pembuluh darah
yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.
Pada diabetes melitus tipe 1,
terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes ini
mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerasakan
autoimun sel beta pankreas.
Pada diabetes melitus tipe 2,
jumlah normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam
darah menjadi meningkat.
6.Komplikasi diabetes
mellitus.
1.
Komplikasi akut :
1.Ketoasidosis Diabetitum
2.Hipoglikemia
3.infeksi
2.
Komplikasi kronis :
1.Peny. Jantung dan pembuluh darah
2.Kerusakaan pada ginjal (Nefropati)
3.Kerusakaan saraf (Neuropati)
4.Kerusakaan pada meta (Retinopati)
8.Pemeriksaan diangnostik.
1.Gula darah meningkat 200-100
mg/dl, atau lebih
2.Asebon plasma (keton) :
positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar
lipid dan kolesterol meningkat
4.Osmolalitas serum :
meningkat tapi biasanya kurang dari 330 mgm/dl
5.Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium :
Normal atau peningkatan semu (perpindahan
seluler), selanjutnya akan menurun
Faktor :
Lebih sering menurun
Hemoglobin glikosilat :
kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
Gas darah arteri
Insulin darah : mungkin
menurun / bahkan sampai tidak ada
9.Penatalaksanan.
Dalam jangka pendek
penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhan/ gajala DM. Sedangkan
tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut
dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan protein, insulin.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam
bentuk pengelolaan protein secara halistik dan mengajarkan kegiatan mandiri
kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makan, latihan jasmani,
obat hipoglikemik, dan penyuluhan.
Ø Perencanaan makan (Meal Planning)
Pada konsensus perkumpulan
endokrinologi indonesia (PERKENI) telah di tetapkan bahwa standar yang
dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70 ٪), protein (10-15٪ ), dan lemak (20-25 ٪). Jumlah kandungan
kolestrol < 300 mg/hari. Jumlah
kandungan serat ± 25
9/hari, di utamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat
hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.
Ø Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani
teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ±0,5 jam yang sifatnya sesuai cripe (continons, rhytmical, interval,
progressive, enduranoe training). Latihan dilakukan terus menerus tanpa
berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang-selang
antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang
lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Laithan yang
dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan
mendayung.
Ø Obat berkhasiat hipoglikemik
Obat Hipoglikemik oral (OHO)
1. Sulfonilurea
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien
dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya
sedikit lebih.
2.Biguanid
Preparat yang ada dan aman adalah melformin. Obat
ini dianjurkan unutk pasien gemuk (Indeks massa tubuh /1MT & 30) sebagai
obat tunggal. Pada pasien dengan BB lebih (1MT 27-30), dapat dikombinasikan
dengan obat gol, sulfonilurea.
2. Inhibitor & glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat
kerja enzim & glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan
penyerapan glukossa dan menurunkan hiperglikemia pasca parndial.
3. Insulin sensititing agent
1. DM dengan BB menurun cepat/kurus.
2. Ketoasidosis, asidosis laktat, dan kornea
hiperosmolar
3. DM yang mengalami stres berat
4. DM dengan kehamilan
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat
hipoglikemia oral dosis maksimal atau ada kontra indikasi dengan obat tersebut.
B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pemberian asuhan keperawatan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat
dengan klien dan keluarga, untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam
melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan metode ilmiah yaitu proses
keperawatan.
Proses keperawatan merupakan tindakan yang
berurutan yang dilakukan secara sistematis dengan latar belakang pengetahuan
komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah
dan diagnosa, merencanakan intervensi mengimplementasikan rencana dan
mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem endokrin.
3.10.Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi: biodata, riwayat,kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi: biodata, riwayat,kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a.Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b.Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c.Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d.Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f.Nyeri
Pembengkakan perut, meringis
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b.Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c.Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d.Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f.Nyeri
Pembengkakan perut, meringis
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan
pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
3.11.Diangnosa keperawatan.
1. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan Diuresisi osmotik
( dari hiprglikemia).
Kriteria hasil :
hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya
perubahan TD ortostatik
2. Suhu, warna kulit, atau kelembabannya
3. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,
turgor kulit, dan membran mukosa
4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat
berat jenis urine
5. Berikan terapi cairan sesuai dengan
indikasi
|
1. Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardi
2. Meskipun demam, menggigil dan diaferesis
merupakan hal umum terjadi proses infeksi
3. Merupakan indikator dari tingkat
dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat
4. Memberikan perkiraan kebutuhan kan
cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung
pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.
|
2) Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual,
lambung penuh, nyeri abdomen.
Kriteria hasil :
Mencerna jumlah kalori /
nutrisi yang tepat
1.
2.
3. Menunjukkan energi tingkat biasanya
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Timbang BB setiap hari atau sesuai denan
indikasi
2. Tentukan program diet dan pola makan
pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
3. Identifikasi makanan yang disukai /
dikehendaki
4. Kolaborasi dengan tim medis Diet
|
1. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
(temasuk absorbsi dan utilisasinya)
2. Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan terapeutik
3. Mengingkatkan rasa keterlibatannya :
memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
4. Untuk peroses penyembuhan
|
3) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kadar glukosa
tinggi
4. Kriteria hasil Mengidentifikasi
intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
5. Mendemonstrasikan teknik, perubahan
gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Observasi
tanda-tanda infeksi dan peradangan
2.
Tingkatkan
upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik
3.
Pertahankan
tehnik aseptik pada prosedur invasif
4.
Lakukan
pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesual dengan indikasi
5.
Berikan
anti bioatik yang sesuai.
|
1.
Pasien
mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
kehasidosisi atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2.
Mencegah
timbulnya infeksi silang (infeksi nosokomial)
3.
Kadar
glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman
4.
Membantu
dalam memventilisasikan semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
5.
Penanganan
awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
|
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi metabolik
Kriteria hasil :
Mengungkapkan peningkatan
tingakt energi
Menunjukkan
pebaikan keampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
yang
diinginkan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas
2. Beikan aktivitas alternatif dengan
periode istirahat yang cukup / tanpa diganggu
3. Pantau nadi, RR, & tekana darah
sebelum/ sesudah melakukan aktivitas
4. Diskusikan cara menghemat kalori selama
mandi, berpindah tempat tersebut
5. Tingkatkan partisipasi pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi
|
1. Pendidikan dapat memberikan motivasi
untuk meningkatkan tingakt aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
2. Mencegah kelelahan yang berlebihan
3. Mengindikasikan tingkat aktivitas yang
dapat ditoleransi secara fisiologis
4. Pasien akan dapat melakukan lebih banyak
kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan.
5. Meningkatkan kepercayaan diri/ harga
diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien.
|
5) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar).
Mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
pemajanan / mengingat
Kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman
tentang penyakit
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Ciptakan lingkungan saling percaya
dengan mendengarkan penuh perhatian, dan selalu ada untuk pasien.
2. Bekerja dengan pasien dalam menata
tujuan belajar yang diharapkan
3. Tekankan pentingnya mempertahankan
pemeriksaan gula darah setiap hari, waktu dan dosis otat, diet, aktivitas,
perasaan / sensasi & peristiwa dalam hidup.
4. Diskusikan faktor-faktor yang memegang
peranan dalam kontrol DM tersebut
|
1. Menanggapi dan memperhatikan perlu
diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.
2. Partisipasi dalam perencanaan
meningkatkan antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip-prinsip yang
dipelajari.
3. Membantu dalam menciptakan gambaran
nyata dari keadaan pasien untuk melakukan kontrol untuk penyakitnya dengan
lebih baik dan meningkatkan perawatan diri / kemandiriannya.
4. Informasi ini akan meningkatkan
pengendalian terhadap DM.
|
DAFTAR PUSTAKA
Ariek, Mansyoer, dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran. Media Aesculapius Jilid I. Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Carpenito, Lynda Juall.1997.Buku Saku Diagnosa
Keperawatan edisi 6 alih bahasa Yasmin Asih, Jakarta
: EGC.
Doenges, Marilyn E.1999. Rencana
Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marylinn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC
: Jakarta.
Ikram, Ainal. 1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes
Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.
Luecknote, Annette Geisler. 1997.Pengkajian
Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002.Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC.
Best Casino Site in Malaysia - ChoeChecasino.com
BalasHapusChoeChecasino.com is the best online 인카지노 casino to play and win real money. We have hundreds of casino games and more. 1xbet Choose from over 20 choegocasino games: Slots, Blackjack, Roulette.