Enter Header Image Headline Here

Sabtu, 31 Desember 2011

Suami Seperti Rasulullah Saw..

Assalamu'alaikum Sobat..
Ni ada cerita bagus..
Tadi Waktu lagi Ngenet Ketemu ni Artikel..
Semoga kita dapat mengambil pelajaran darinya..
Langsung ya ..Cekidot..

Menjadi seorang suami memang membutuhkan satu kematangan emosional dan berpikir yang baik. Tentunya, hal itu tidak lepas dari kuantitas dan kualitas ilmu yang dimiliki. Semakin banyak ilmu yang dimiliki oleh seorang lelaki (khusunya ilmu agama dan ilmu kerumah tanggaan), maka Insya Allah akan semakin baiklah ia dalam menjalankan peranannya sebagai seorang suami.

Tanpa disokong dengan kuantitas dan kualitas ilmu yang baik, niscaya kematangan emosional dan cara berpikir tidak akan tercapai dengan baik. Dan tanpa adanya kedua hal tersebut maka rumah tangga akan menjadi lahan empuk bagi sang suami untuk menerapkan kesewenang-wenangannya(Mentang2) terhadap seluruh anggota keluarga yang tinggal dirumahnya.

Istri menjadi lahan jajahan(kasar yak bahasanya) yang empuk bagi para suami, hal ini banyak sekali terjadi karena minimnya kadar ilmu seorang suami. Suami senantiasa menuntut untuk dilayani dan dituruti setiap keinginan dan perintahnya. Seolah-olah istri adalah robot yang harus hanya melayani kemauannya semata. Merasa menjadi orang yang paling berjasa dalam rumah tangga karena telah mencari nafkah untuk keluarga, banyak suami yang akhirnya senantiasa “ongkang-ongkang kaki” (baca: sama sekali tidak (ingin) bekerja atau berbuat sesuatu) dalam rumah tangga. Tidak mau sedikitpun membantu pekerjaan yang ada di rumah, terlebih lagi yang memang pada umumnya dikerjakan oleh para wanita. Seolah-olah haram bagi mereka untuk menyentuh atau membantu mengerjakan pekerjaan istrinya di rumah.

Rasulullah Muhammad saw adalah seorang suami teladan bagi seluruh umat manusia. Di luar rumah beliau berperan sebagai seorang panglima perang dan figur dakwah, dan di rumah beliau pun mampu berperan sebagai suami terbaik.

Memiliki seorang suami seperti Rasulullah Muhammad saw, tentunya tidak ada yang akan menolak. Dan menjadi seorang suami seperti Rasulullah Muhammad saw, tentunya setiap lelaki yang berakal sehat pun pasti menginginkannya. Memang, untuk menjadi seorang suami seperti Rasulullah Muhammad saw tidak akan dapat dilakukan dengan sepenuhnya (sama persis seperti beliau apa adanya). Karena pada dasarnya, beliau adalah seorang Rasul yang terjaga dari kesalahan dan maksiat sekecil apapun, sementara kita hampir selalu saja bersentuhan dengan yang namanya maksiat atau dosa, baik sengaja maupun tidak sengaja. Hanya saja, sebagai umatnya kita tentu saja dapat memaksimalkan usaha untuk dapat mengikuti jejak beliau dalam berumah tangga. Untuk menjadi seorang suami seperti Rasulullah saw, kita dapat berusaha untuk senantiasa mengaplikasikan apa-apa yang beliau aplikasikan di dalam rumah tangga.

Di dalam rumah tangga, Rasulullah Muhammad saw tidak pernah bersifat meraja yang selalu ingin atau meminta untuk dilayani. Rasulullah Muhammad saw tidak pernah memperbudak istri-istri beliau. Justru beliau sangat sayang dan menghormati istri-istri beliau, mendidik istri-istri beliau dan bersikap seadil-adilnya.

Rasullah Muhammad saw senantiasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dengan ikhlas. Beliau membantu mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan istri-istrinya. Hebatnya lagi, beliau yang merupakan seorang Rasul Allah swt, tokoh dakwah terkemuka, dan sebagai panglima perang tidak pernah merasa malu atau malas untuk mengerjakan pekerjaan-perkejaan istri beliau (pekerjaan wanita). Beliau suka menjahit pakaian beliau sendiri yang robek. Dan Rasulullah Muhammad saw ketika berada di rumah, beliau juga bekerja membantu memerah susu. Semaksimal mungkin beliau pun bersikap mandiri dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, melayani diri sendiri dan tidak menekan sang istri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri.

Kalau kita lihat di masa ini, tidak banyak suami yang bersedia untuk mengerjakan pekerjaan wanita atau istri-nya. Mencuci pakaian, mencuci piring, menyeterika, dan lain-lain adalah mutlak menjadi tugas istri. Padahal Rasulullah Muhammad saw tidaklah demikian, beliau berdakwah, berperang, dan juga masih mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga (pekerjaan istri). Rasulullah Muhammad saw tidak pernah mengatakan hal tersebut dan tidak pernah bersikap seperti itu. Istri Rasulullah Muhammad saw senantiasa mengatakan bahwa Rasulullah saw adalah seorang suami yang senantiasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh para istri, termasuk melayani kebutuhan beliau sendiri.

Aisyah ra. pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah saw di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: ‘Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah saw di rumah?’ ‘Aisyah ra. menjawab: “Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar seruan azan, beliau segera keluar (untuk menunaikan shalat).” (HR. Muslim)

Rasulullah Muhammad saw adalah seorang Rasul Allah swt yang mulia, Figur dakwah dan panglima perang besar yang gagah perkasa. Namun beliau tidak pernah merasa enggan, malas, atau gengsi untuk membantu pekerjaan istri-istri beliau. Beliau tidak pernah mengeluh manakala harus melayani kebutuhannya sendiri.

Semoga kita dapat meneladani Rasulullah dalam hidup kita..
Bagi bapak2 jangan semena2 lagi yak sama istrinya..
Untuk para calon bapak,,semoga dpat di jadikan pelajarn kedepanya..
Aamiin..
Sekian dulu ya sobat..
Nasruminallah wafathun Qorieb..
Wassalamu'alaikum..

Dzikrul Maut

Assalamu'alaikum Sobat..
Ni ada Tausyiah dari KH Abdullah Gymnastiar,..
Semoga kita dapat mengambil Pelajarannya..

Demi Dzat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis. (Rasulullah saw)

Ada seorang teman yang rajin beribadah. Sholatnya tak lepas dari linang air mata, tahajud tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya pun diajak pula berjamaah di masjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Di antara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan doa-doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, alhamdulillah Allah berkenan melunasi utang teman tersebut.

Sayangnya begitu utang terlunasi, doanya mulai jarang serta hilang pula motivasi ibadahnya. Awalnya, kalau kehilangan sholat tahajud ia sedih bukan main. Lama-kelamaan ia malah senang karena jadwal tidur menjadi cukup. Sebelum adzan biasanya sudah ke masjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika adzan. Hari berikutnya ketika adzan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika adzan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk sholat di rumah.

Saudaraku sahalus-halus kehinaan di sisi Allah adalah tercerabutnya kedekatan kita dengan-Nya. Awalnya terlihat dari menurunnya kualitas ibadah. Ilmu yang dapat membuatnya takut kepada Allah tidak bertambah. Maksiat pun mulai dilakukan. bila Imam Ibnu Athaillah berkata, Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tanpa tersisa.

Kalau ibadah sudah tercerabut satu persatu, maka inilah tanda mulai tercerabutnya hidayah dari Allah. Selanjutnya mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya tak lagi terjaga, mata jelalatan tidak terkendali, emosi pun mudah membara. Apalagi tatkala shalat, yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar, mulai lambat dilakukan atau bahkan mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada Allah. Inilah yang disebut su’ul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau berakhir tragis seperti ini.

Kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut. Mengingat mati sangat efektif dalam mengerem perbuatan maksiat kita. Bagaimana kalau tiba-tiba kita mati, padahal kita sedang maksiat? Tidak takutkah kita mati su’ul khatimah? Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar dalam memelihara iman di hati.

Rasulullah saw mengingatkan para sahabat untuk mengingat kematian. Suatu hari beliau mendapati sekumpulan orang yang sedang tertawa-tawa. Beliau bersabda, Ingatlah kematian. Demi Dzat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.

Mengingat mati akan membuat kita lebih terkendali. Ada semacam rem untuk tidak melakukan maksiat. Kita pun akan lebih terarahkan untuk melakukan hanya yang bermanfaat saja. Kalau kita lihat para ‘arifin dan salafus shalih, mengingat mati bagi mereka, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Di mana seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Menjelang kematiannya, Sahabat Hudzaifah berkata lirih, “Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu. Semoga kita digolongkan Allah SWT sebagai orang yang akan memperoleh khusnul khaatimah sebagai pengendali. (KH Abdullah Gymnastiar)

Sekian ..
Nasruminallah wa fathun Qorieb..
Wassalamu'alaikum..

Kamis, 29 Desember 2011

Nasihat dari A'a Gym

Assalamu'alaykum Sobat..

Siapa yang tak kenal dengan pengasuh Pon-Pes Darrut tauhid KH Abdullah Gymnastiar atau populer di panggil A’a Gym..??
Dulu ia sangat terkenal dan popular..


Tapi beberapa waktu ini ia jarang muncul di layar Tv..
Nah..
Sebagai pelipur
Nih ada beberapa nasehat2 dari beliau..
Semoga Bermanfaat..


Orang yang paling mulia diantara manusia adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan paling siap menghadapinya dengan bekal amal shalih. ( KH. Abdullah Gymnastiar )

"Boleh jadi Allah mengabulkan harapan kita dengan tak memberi apa yang kita inginkan karena Dia Maha Tahu bahaya yang akan menimpa dibalik keinginan kita" (Aa Gym)

"Semakin ingin menunjukan diri kita agar diakui, dihormati, maka semakin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan biasanya makin tak disukai." (Aa Gym)

"Menata Hati dengan Kelembutan Cinta. " (Aa Gym)

"Tak jujur adalah penjara, yang membuat diri dicekam takut terbongkar, mudah untuk berdusta, nikmat apapun tak akan ternikmati, maka jujur adalah hidup merdeka." (Aa Gym)

"Hati yang bersih akan peka terhadap ilmu, apapun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini" (Aa Gym)

"Yang penting bagi pimpinan bukan memaksa anggotanya menaati kepada perintahnya, tapi membuat paham apa yang terbaik yang harus dilakukannya dengan penuh kesadaran." (Aa Gym)

"Sikap emosional merupakan ciri belum terampil mengendalikan diri. Bagaimana mungkin dapat mengendalikan orang lain dengan baik, bila diri sendiri kurang terkendali." (Aa Gym)

"Komentar spontan kita mungkin hanya satu patah kata, tapi bisa melukai hati dan menimbulkan kebencian mendalam, oleh karena itu waspadalah walau hanya sepatah kata" (Aa Gym)

"Mustahil semua orang akan menyukai kita -- walau kita berbuat baik semaksimal mungkin. Tak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang terbaik, karena itulah yang kembali kepada kita. (Aa Gym)

"Keberanian untuk mengatakan tak tahu untuk yang tak diketahuinya jauh akan lebih menenangkan dan dihormati daripada selalu ingin kelihatan serba tahu atau sok tahu" (Aa Gym)

"Melawan kemarahan dengan kemarahan lebih banyak menimbulkan masalah baru. Ketenangan, kejernihan dan sikap yang terkendali, insya Allah akan lebih menjadi solusi" (Aa Gym)

"Hati manusia berubah-ubah, sekarang marah mungkin besok lusa sudah reda bahkan mungkin lebih sayang kepada kita, oleh karena itu jangan mendendam atau benci ber-kepanjangan." (Aa Gym)

"Akan ada saat hati menjadi sedih dan gelisah. Jangan biarkan larut dan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir."(Aa Gym)

"Berani hidup harus berani menghadapi masalah, jangan takut dan jangan gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, karena setiap masalah sudah diukur Allah sesuai kemampuan kita." (Aa Gym)

"Konflik biasanya terjadi karena saya benar dan kamu salah, berilah kesempatan hati mengatakan kita benar dan diapun boleh jadi benar, Insya Allah akan mudah cari solusi."(Aa Gym)

"Adakalanya Allah memberi dengan tak mengabulkan keinginan kita, karena hanya Dia yang tahu mudharatnya bila keinginan kita terpenuhi." (Aa Gym)

"Bila kita dongkol dan tak menyukai pemarah, maka berjuanglah sekuat tenaga untuk tak jadi pemarah, karena bila sama-sama pemarah maka kita sama-sama tak disukai." (Aa Gym)

"Dimana ada keinginan disana ada jalan, dimana tekad kian membaja rintangan tak akan jadi penghalang, kesuksesan kian menjelang." (Aa Gym)

"Kita tak memiliki apapun dan tak dimiliki siapapun selain milik Allah. Hidup di dunia hanyalah mampir sejenak, mencari bekal untuk pulang dan menanti saat maut menjemput." (Aa Gym)

"Kunci sukses adalah kegigihan untuk memperbaiki diri, dan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini." (Aa Gym)

"Kebiasaan melemparkan kesalahan dan tanggungjawab kepada orang lain, selain akan menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan menghilangkan kepercayaan." (Aa Gym)

"Orang yang sedikit pengetahuan, wawasan dan pengalaman, seperti yang terbelenggu dan dipenjara oleh keterbatasannya, hidup tak akan leluasa dan sulit untuk berbahagia." (Aa Gym)

"Hidup jauh lebih indah, aman dan menyenangkan bila saling menyayangi, namun kasih sayang tak akan datang dengan diminta, kasih sayang akan datang bila kita yang memberi."(Aa Gym)

"Alangkah nikmatnya jadi pemaaf, batin tenang dan lapang, urusan menjadi mudah dan tuntas, hidup bahagia dan mulia serta dicintai dan dihormati orang." (Aa Gym)

"Siapapun yang merindukan sukses, maka harus bertanya pada dirinya seberapa jauh dan sungguh-sungguh untuk berjuang, karena tiada kesuksesan tanpa perjuangan."(Aa Gym)

"Barangsiapa yang selalu siap dan melatih diri untuk menghadapi situasi sulit, maka dia akan menghadapi kesulitan dengan tenang dan mudah." (Aa Gym)

"Kritik yang didasari kedengkian akan cenderung menyakiti, menghina, mencaci, dan hasilnya bukan perubahan melainkan kebencian dan permusuhan."(Aa Gym)

"Jadikanlah kebahagiaan teman kita menjadi kebahagiaan kita. Ikutlah merasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya, niscaya hidup ini lebih indah dan mulia." (Aa Gym)

"Air yang lembut bisa mempersatukan bahan besi, semen, kerikil, pasir sehingga menjadi beton yang kokoh. Memang kelembutan hatilah yang akan bisa mempersatukan." (Aa Gym)

"Hanya orang yang tahu batas, dan disiplin dengan bataslah yang menikmati hidup, karena orang yang tak tahu batas dan berlebihan akan menimbulkan masalah." (Aa Gym)

"Pemimpin yang bijak, tak perlu kelihatan serba ahli menyelesaikan masalah, tapi justru memberi peluang anggotanya untuk kian terampil dan percaya diri dalam mengatasai masalah." (Aa Gym)

"Jangan takut menjadi tua, karena pasti menua. Tapi takutlah tak menjadi dewasa, karena kedewasaan sikaplah yang menjadi jalan kebahagiaan dan kemuliaan." (Aa Gym)

"Kekuatan seorang pemimpin sejati adalah kemampuan mengendalikan diri. Bagaimana mungkin memimpin orang lain dengan baik, bila memimpin diri tak sanggup." (Aa Gym)

"Ingatlah seseorang akan bersegera, memprioritaskan dan bersungguh-sungguh terhadap hal yang dianggapnya penting dan menguntungkan bagi dirinya, tapi tak melakukan untuk yang sebaliknya." (Aa Gym)

"Tak perlu menjawab penghinaan dengan penghinaan lagi, cukup jawablah dengan evaluasi diri, gigih memperbaiki diri, dan beri bukti yang tak terpungkiri." (Aa Gym)

"Jangan remehkan kesalahan sekecil apapun, karena boleh jadi yang kecil itulah yang menjadi awal malapetaka. Ketahuilah, kesalahan besar diawali terbiasa meremehkan kesalahan kecil." (Aa Gym)

"Hentikanlah kebiasaan memotong pembicaraan orang, apalagi dengan memberi komentar yang tak enak, selain membuat suasana menjadi tegang, jadi menyakitkan dan menimbulkan permusuhan." (Aa Gym)

"Hati-hati bila bergurau, bila berlebihan pasti akan menjadi masalah. Selain turunnya wibawa juga akan cenderung mudah berbohong dan menyakiti orang lain." (Aa Gym)

Semoga kita dapat mengambil pelajaran darinya..

Sekian..
Nasruminaallah wa fathun Qorieb..
Wassalamu'alaikum..
:)..

Rabu, 28 Desember 2011

What the meaning of love..??

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).


Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Meningitis

MENINGITIS

LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.1 Anatomi Fisiologi
Sistem persyarafan terdiri dari otak, spinalis, dan syaraf perifer. Sistem ini bertanggung jawab untuk kontrol dari koordinator aktifitas seluruh tubuh melalui impuls elektrik. Perjalanan impuls tersebut berlangsung melalui serat-serat syaraf secara langsung dan terus menerus responnyaseketika hasil dari perubahan-perubahan potensial elektrik yang mentransmisikan sinyal-sinya. Otak manusia terdiri dari cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), dan batang otak yang bersambung dengan sumsung tulang belakang.
Dalam batang otak yang bersambung dengan cereberum terdapat pusat kesadaran. Selain itu dalam batang otak bagian tengah dan bawah terdapat pusat pengendalian gerak otomatis dari jantung , paru-paru dan saluran pencernaan.
Suplai darah ke otak dijamin oleh dua batang arteri yaitu arteri vetebralis dan arteri karotis interna yang bercabang beranastomosis, arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis.
Meningen adalah selaput yang menutupi otak dan medula spinalis yang berfungsi sebagai pelindung pendukung jaringan- jaringan dibawahnya.


2.1.2 Definisi
Menigitis adalah inflamasi dari piameter, arachnoid dan CSF
(Porth, 2005 dalam Smeltzer et all,2008)
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur
(Smeltzer, 2001).

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.
(Neorologi kapita selekta,1996)

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus)
(Long, 1996)



2.1.3 Etiologi

ada beberapa penyebab timbulnya meningitis, yaitu :
1. Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita.
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

2.1.4 Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb :
• Rigiditas nukal (kaku leher)
Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
• Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
• Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
(pullen, 2004)
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul,lesi purpura yang menyebar, syok

2.1.5 Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK.

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi akut yang bisa terjadi, meliputi :
1. Sindrom Of Inappropriate Antidiuretic Hormonal (SIADH)
2. Efusi Subdural
3. Kejang
4. Edema Serebral
5. Herniasi
6. Hidrosephalus

Komplikasi jangka panjang, meliputi
1. Cerebral Palsy
2. Reterdasi Mental
3. Kejang
4. Gangguan memusatkan Perhatian

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Analisis Cairan Serebro Spinal dari fungsi lumbal :
• Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
• Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)
3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)
5. Elektrolit darah : Abnormal.
6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.
7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.
8. Rontgen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

2.1.8 Penatalaksanaan
Tergantung pada mikroorganisme penyebab dan sumber Infeksi. Ketika organisme telah diketahui, antibiotik spektrum luas dipakai. Antibiotik di berikan sekurang-kurangnya 10 hari. Terapi empiris meningitis bakterial adalah Cephalosporin, rifampin dan vancomycin. Jika infeksi primer berlokasi di area frontal (parasinus) atau jika osteomielitis kranial dialami klien, pembedahan merupakan indikasi setelah fase akut dan teratasi. Hal yang perlu diperhatikan pada infeksi CNS adalah keutuhan BBB menghambat penetrasi lengkap dari antibiotik.

2.2 ASKEP PADA MENINGITIS (TEORI)

2.2.1 Pengkajian
Data dasar pengkajian klien dengan meningitis :
1. Aktifitas/ istirahat
Gejala : perasaan tidak enak
Tanda : ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak hipotonia
2. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda :Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat, takikardi, disritmia (pada fase akut), seperti disritmia sinus.
3. Eliminasi
Tanda : adanya inkontinensia dan atau retensi
4. makanan/cairan
gejala : kehilangan nafsu makan, kesulitan (pada periode akut)
tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut)





6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala,
Parastesia, terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada syaraf cranial), hiperalgesia/ meningkatnya sensivitas pada nyeri (meningitis), timbul kejang.
Gangguan penglihatan seperti diplopia.
Fotopobia
Ketulian atau hipersensitif terhadap kebisingan
Adanya halusinasi penghidu/ sentuhan.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran, letargi sampai kebingungan yang berat hingga koma. Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan, afasia / kesulitan dalam berkomunikasi.
Mata (ukuran /reaksi pupil); unisokor atau tidak berespon terhadap cahaya (peningkatan TIK), nistagmus.
Ptosis dan perubahan pada fungsi motorik dan sensorik pada wajah (kerusakan N-VII).
Otot mengalami hipotonia/ flasid paralysis
Hemiparese atau Hemiplegia
Tanda Brudzinski positif atau tanda kernig Positif merupakan indikasi adanya iritasi meningeal.
Kaku tunduk (nuchal ragidity)
Refleks Tendon dalam, babinski positif
Reaksi abdominal menurun/ tidak ada, refleks kremastik hilang pada laki-laki.
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Sakit kepala, mungkin akan diperburuk dengan ketegangan; leher, punggung kaku; nyeri pada gerakan ocular, fotosensitivitas, sakit tenggorok,
Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi/gelisah, menangis.

8. Pernapasan
Tanda : Peninkatan kerja pernapasan (periode awal)
Perubahan mental (lateragi sampai koma) dan gelisah.
9. Keamanan
Gejala : Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan atas/ infeksi lain meliputi mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi, infeksi pelvis abdomen atau kulit; fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak/ cedera kepala, anemia sel sabit. Gangguan penglihatan dan pendengaran
Tanda : suhu meningkat, diaporesis, menggigil,
Adanya ras, purpura menyeluruh perdarahan subkutan
Kelemahan secara umum, tonus otot flasid atau spacic, paralysis atau paresis, gangguan sensasi

10. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : Hipersensitif terhadap obat
Masalah medis sebelumnya seperti ; penyakit kronis/ gangguan umum, alkoholisme, dibetes melitus, splenektomi, imlantasi pirau ventrikel.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema sereberal/ interupsi aliran darah/ gangguan oklusif, hipovolemia
2. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum atau kejang lokal
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari pathogen, statis cairan tubuh, penekanan respon inflamasi, pemajanan orang lain terhadap pathogen.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
6. ancietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

2.2.3 Intervensi

Diagnosa 1 :
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema sereberal/ interupsi aliran darah/ gangguan oklusif, hipovolemia
Intervensi :
MANDIRI
• Tirah baring dengan posisi kepala datar.
• Pantau status neurologis.
• Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
• Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
• Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
KOLABORASI
• Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit).
• Pantau BGA.
• Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.
Diagnosa 2 :
Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum atau kejang lokal

Intervensi :
• Berikan lingkungan yang tenang, dan ruangan agak gelap, sesuai dengan indikasi
• Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting
• Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.
• Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

Diagnosa 3 :
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari pathogen, statis cairan tubuh, penekanan respon inflamasi, pemajanan orang lain terhadap pathogen.
Intervensi :
MANDIRI
• Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
• Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
• Pantau suhu secara teratur
• Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
• Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam
• Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)


KOLABORASI
• Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
Diagnosa 4 :
Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
Intervensi :
MANDIRI
• Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
• Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
• Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
• Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.
KOLABORASI
• Berikan anal getik, asetaminofen, codein

Diagnosa 5
Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Intervensi :
• Kaji derajat imobilisasi pasien.
• Bantu latihan rentang gerak.
• Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
• Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
• Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.
Diagnosa 6
persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
Intervensi :
• Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
• Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
• Observasi respons perilaku.
• Hilangkan suara bising yang berlebihan.
• Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
• Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
• Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

2.2.4 EVALUASI

Hasil yang diharapkan :
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi

A. Definisi
Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobaterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2 edisi ke-3).

Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobaterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam, yang ditularkan melalui udara (Asih & Effendi 2004).

Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernapasan kedalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke tubuh bagian yang lain sistem peredaran darah, peredaran limfe, melalui saluran pernapasan atau menyebar langsung ke organ-organ tubuh yang lain (Brunner & Suddarth, 2002).


D. Etiologi
Tuberculosis (TB) paru disebabkan oleh kuman-kuman tahan asam mycobaterium tuberculosis, jenis kuman batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm. Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan asam pada pewarnaan (BTA). Kuman TB dapat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun. Kuman ini dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.
TB Paru merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TB dapat menularkan penyakit kepada 10 orang disekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi mycobaterium tuberculosis. Dalam hal ini imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak bermanifestasi menjadi penyakit TBC.

E. Tanda dan Gejala.
Adapun tanda dan gejala penyakit Tuberculosis Paru, antara lain :
1. Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
2. Dahak bercampur darah.
3. Batuk darah.
4. Sesak napas dan nyeri dada.
5. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise (rasa kurang enak badan), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
6. Pembesaran kelenjar limfe suferfisialis yang tidak sakit dan biasanya multifel.

F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita stadium lanjut :
1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah), dapat menyebabkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbat jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat dari retraksi bronchial.
3. Bronkiektasis dan fibrosis pada paru.
4. Pnemuotorak spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.

G. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang.
- Tuberulin skin testing.
Pembacaan hasil uji tuberculin dilakukan setelah 48-72 jam, dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberculin bisa di ulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm keatas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontak erat dengan penderita TB aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif.

- Kultur sputum : Mycobaterium tuberculosis positif pada tahap akhir penyakit.
- Poto torak : Infiltnasi lesi awal pada area paru atas, pada tahap ini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas.
- Bronchografi : untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.
- Darah : peningkatan leukosit dan laju endap darah (LED).
- Spirometri : penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.

G. Penatalaksanaan medis / pengobatan.
1. Motivasi dan pendidikan meliputi TB paru, merupakan penyakit menular dapat disembuhkan dengan minum obat secara teratur paling sedikit 6 bulan.
2. Istirahat kerja 1-3 bulan dan tidak merokok.
3. Diet tinggi protein rendah karbohidrat.
4. Obat anti tuberkulosis tergantung kolagen.

Prinsip pemberian obat anti tuberkulosis (OAT) :
1. Pengobatan minimal dengan 2 OAT.
2. Panduan yang diberikan sebaiknya jangka pendek : yaitu panduan yang mengandung rifampisisn diberikan selama 6-9 bulan.
3. Pengobatan dibagi 2 fase :
a. fase awal. Diberikan setiap hari selama 2-3 bulan efek yang ingin dicapai adalah efek bakterisida.
b. Fase lanjut. Diberikan tiap / berkala selama 4-11 bulan.
4. Pemberian dosis sebaiknya berdasarkan berat badan
a. INH dosis 10-20 mg/kg BB/hari diberikan 2-3 kali/hari.
b. Streptomisin : 30-50 mg/kg BB/hari dosis tunggal.
c. Ethambutol : 10-20 mg/kg BB/hari per os dibagi 2-3 dosis.
2.2 Konsep Keperawatan
A. Pengkajian.
• Airway :
a. Terdapat sekret pada saluran napas.
b. Klien batuk, kemudian sputum kuning kental.
c. MK : Bersihan jalan napas tidak efektif.
• Breathing :
a. Sesak napas kemungkinan ada.
b. Bunyi napas ronchi.
c. Terdapat penggunaan otot-otot pernapasan tambahan.
d. Batuk ada, sputum kuning kental.
e. MK : Pola napas tidak efektif.
• Circulation :
a. Nadi meningkat.
b. Irama tidak teratur.
c. Tekanan darah < 120/80 mmHg. d. Distensi vena jugularis (+). e. Klien bisa mengalami sianosis. • Drugs and disability : a. Drud : penggunaan obat antibiotik. b. Disability : kesadaran klien compos mentis. • Exposure : a. Edema tidak ditemukan. b. Nyeri pada dada bisa dialami oleh klien akibat dari batuk yang terus-menerus. • Fluid : a. Perdarahan tidak ditemukan. • Get vital sign : a. Tekanan darah menurun < 120/80 mmHg. b. Pols > 82 x/menit.
c. RR > 24 x/menit.
d. Temperatur 36-37 C.
• Head to toe :
a. Kepala : bentuk simetris, tidak ada masa, warna rambut hitam, tidak mudah rontok.
b. Wajah : mata konjungtiva tidak anemis, skelera ikterus, pupil isokor, hidung tidak ada perdarahan (epitaksis), mukosa bibir kering.
c. Leher : tidak ada pembesaran pada vena jugularis dan tiroid.
d. Dada :
 Paru-paru : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan pada torak, tidak ada sumbatan jalan napas, bunyi pada sonor, bunyi napas vesikuler.
 Jantung : tidak ada massa, tidak teraba pengisisan kapiler, redup pada lapang paru.
 Abdomen : bentuk simetris, datar, peristaltik usus 10 x/menit, suara tympani, tidak ada massa.
 Genetalia : tidak ada kelainan.
 Ekstremitas : tidak ditemukan adanya edema, luka pada kaki, maupun tangan.



B. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan Tuberkulosis paru adalah sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan upaya batuk buruk, atau edema trakeal / faringeal.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya ke efektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.
3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap, kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, serta kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
4. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.

C. Rencana Tindakan Keperawatan.
Adapun rencana keperawatan yang ditetapkan berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Intervensi :
• Kaji fungsi pernapasan : bunyi nafas, kecepatan, kedalaman, dan penggunaan otot aksesori.
• Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
• Berikan klien posisi semi fowler, ajarkan batuk efektif dan latihan nafas dalam.
• Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea, suction bila perlu.
• Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.
• Lembabkan udara / oksigen inspirasi.
• Berikan obat : agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.

Rasional :
• Penurunan bunyi nafas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi sekret / ketidakmampuan membersihkan jalan nafas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat.
• Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi / intervensi lanjut.
• Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan.
• Mencegah obstruksi. Suction dilakukan bila klien tidak mampu mengeluarkan sekret.
• Membantu mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan.
• Mencegah pengeringan membran mukosa.
• Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.
• Diperlukan pada kasus jarang bronkogenik dengan edema laring atau perdarahan paru akut.

2. Gangguan pertukaran gas.
Intervensi :
• Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal.
• Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit, membran mukosa, dan warna kuku.
• Anjurkan untuk mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan, terutama pada klien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
• Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan.
• Monitor GDA
• Berikan oksigen sesuai indikasi

Rasional :
• Tuberkulosis paru dapat menyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-paru yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural effusion, dan meluasnya fibrosis dengan gejala respirasi distress.
• Akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenisasi di organ vital dan jaringan.
• Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya jalan napas.
• Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.
• Menurunnya saturasi oksigen (Pa O2) atau meningkatnya Pa CO2 menunjukkan perlunya penanganan yang lebih adekuat atau perubahan therapi.
• Membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder hipoventilasi dan penurunan permukaan alveolar paru.

3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi.
Intervensi :
• Review patologi penyakit fase aktif / tidak aktif, penyebaran infeksi melalui bronkus pada jaringan sekitarnya atau aliran darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melalui batuk, bersin, meludah, tertawa, ciuman, atau menyanyi.
• Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
• Anjurkan klien menutup mulut dan membuang dahak di tempat penampungan yang tertutup jika batuk.
• Gunakan masker setiap melakukan tindakan.
• Monitor temperatur.
• Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani.
• Pemberian terapi INH, Enthabutol, Rifampisin.
• Monitor sputum BTA.


Rasional :
• Membantu klien agar mau mengerti dan menerima terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi.
• Orang-orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran infeksi.
• Untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
• Mengurangi resiko penyebaran infeksi.
• Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.
• Periode menular dapat terjadi hanya 2-3 hari setelah permulaan kemoterapi jika sudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
• INH adalah obat pilihan bagi penyakit tuberkulosis primer dikombinasikan dengan obat-obat lainnya.
• Untuk mengawasi ke efektifan obat dan efeknya serta respon klien terhadap terapi.

4. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Intervensi :
• Catat status nutrisi klien.
• Kaji pola diet klien yang disukai / tidak disukai.
• Mengukur intake dan output secara periodik.
• Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi.
• Anjurkan bedrest.
• Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
• Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.
• Rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.
• Konsul dengan tim medis untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum / setelah makan.
• Awasi pemeriksaan laboratorium
• Berikan antipiretik tepat.

Rasional :
• Berguna dalam mengindentifikasikan derajat masalah dan intervensi yang tepat.
• Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.
• Mengukur ke efektifan nutrisi dan cairan.
• Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasikan pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.
• Membantu menghemat energi khusus, saat demam terjadi peningkatan metabolik.
• Mengurangi rasa tidak enak dari sputum otau obat-obat yang digunakan yang dapat merangsang muntah.
• Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.
• Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet.
• Membantu menurunkan insiden mual dan muntah karena efek samping obat.
• Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi.
• Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi kalori.
D. Kriteria Hasil / Evaluasi.
• Ke efektifan bersihan jalan nafas.
• Fungsi pernapasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu.
• Perilaku / pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.
• Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.
• Pemahaman tentang proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan.

















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tahan asam Mycobaterium tuberculosis yang dapat menular melalui udara.
2. Proses respirasi dapat dibagi dalam 4 bagian :
• Proses ventilasi.
• proses difusi.
• Proses transportasi.
• Proses regulasi.
3. Saluran pernapasan :
• Saluran pernapasan atas :
a. Hidung.
b. Farynx.
c. Larynx.
• Saluran pernapasan bawah :
a. Trakea.
b. Bronchus.
c. Bronchiolus.
d. Alveoli.
4. Otot-otot bantu pernapasan :
• Otot diafragma.
• Otot antar tulang iga (ostales).


5. Fungsi paru-paru :
• Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer kedarah vena dan mengeluarkan Karbondioksida dari alveoli ke udara atmosfer.
• Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.
• Reservoir darah.
• Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas.
6. Tanda dan gejala Tuberkulosis Paru :
• Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
• Dahak bercampur darah.
• Batuk darah.
• Sesak napas dan nyeri dada.
• Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise (rasa kurang enak badan), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
• Pembesaran kelenjar limfe suferfisialis yang tidak sakit dan biasanya multifel.
7. Komplikasi :
• Hemoptisis berat.
• Kolaps dari lobus akibat dari retraksi bronchial.
• Bronkiektasis dan fibrosis pada paru.
• Pnemuotorak spontan.
8. Pemeriksaan Diagnostik :
• Tuberulin skin testing.
• Kultur sputum.
• Poto torak.
• Bronchografi.
• Darah.
• Spirometri.
9. Pengobatan :
• Istirahat kerja 1-3 bulan dan tidak merokok.
• Diet tinggi protein rendah karbohidrat.
• Pemberian obat INH dosis 10-20 mg/kg BB/hari diberikan 2-3 kali/hari, Streptomisin 30-50 mg/kg BB/hari dosis tunggal, Ethambutol 10-20 mg/kg BB/hari per os dibagi 2-3 dosis.
10. Diagnosa keperawatan :
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan upaya batuk buruk, atau edema trakeal / faringeal.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya ke efektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.
• Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap, kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, serta kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
• Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
11. Evaluasi :
• Ke efektifan bersihan jalan nafas.
• Fungsi pernapasan adekuat untuk memnuhi kebutuhan individu.
• Perilaku / pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.
• Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.
• Pemahaman tentang proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan.





















DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 3. Jakarta : EGC

Doengoes, M.dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta : EGC

Scanion, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi, edisi 3. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC

Selasa, 27 Desember 2011

JATUH CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM PART II




Cinta adalah persaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati org yg mencintai pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg selalu menampilkan keceriaan.
Cinta dlm pengertian spt ini mrpk persaaan mendasar dalam diri mns, yg tdk bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak hal, cinta muncul utk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini dpt terjadi jk org yg mencintai menjadikan cintanya sbg sarana utk meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan org2 pilihan dan suci serta org2 yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Apakah Islam mengakui cinta?
Krn Islam adalah agama yg fitrah, maka Islam mengakui ttg hal ini. Hal yg sangat mendasar dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan ttg cinta. Dan tingkatan2 cinta ini akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah.

Adapun dasar ttg tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah pada QS. 9 (At Taubah): 24).
“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”
Cinta pada tingkat tertitinggi adalah cinta kepada Allah, rasulNya dan jihad dijalanNya.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada ortu, anak, keluarga, pasangan dan saudara.
Adapun cinta yg paling rendah adalah cinta yg lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNYa.
Hikmah dari Cinta:
1. Cinta adalah proses ujian yg keras dan pahit dalam kehidupan manusia. Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yg hina.
2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi, pembangunan dan peradaban.
3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.
# Ketika cinta diarahkan kpd kebaikan, mk cinta dapat membawa keutuhan, perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat.
# Cinta yg ditumbuhkan oleh factor keimanan, maka akan menghasilkan berbagai hal yg mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu.
Dan masih banyak lagi hikmah yg lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia.
Fenomena yg timbul dari tingkatan2 cinta yg ada akan menimbulkan efek yg berbeda
Pada fenomena tingkatan cinta yg tertinggi, maka akan membuat seseorg dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah , RasulNya dan jihad dijalannya. Dalam kehidupannya sehari2 tidak ada orientasi selain kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa segala sesuatu yg telah Allah tetapkan adalah yg terbaik bagi manusia Bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya. Kemudian, bagi seseorg yg sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kmdn dia juga akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yg dia miliki.
Firman Allah pada Qs. 28:68.
“Rabbmu menciptakan apa yg Dia kehendaki dan memilih (seorg Rasul diantara hambaNYa). Sekali2 tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan MahaTinggi dari apa yg mereka persekutukan (denganNya)
Qs. 33: 36
“Tidaklah patut bagi seorg mukmin baik laki2 maupun perempuan jika Allah dan RasulNya telah menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yg lain dalam urusan mereka…”
Qs.2:140
“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”
Qs. 2 : 282
“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
Adapun dampak yg disebabkan oleh cinta tingkat menengah dalam membentuk karakter individu, keluarga, dan masyarakat telah amat nyata. Jika tidak Allah ciptakan cinta pada suami –istri maka tidak akan tercipta keluarga, tidak akan lahir anak-cucu, tidak akan terjadi proses mengasuh, mendidik dan memelihara anak.Jika tdk Allah ciptakan cinta pada anak, niscaya dalam jiwanya tidak akan ada semnagat kekeluargaan, tidak akan kokoh iktakan kekeluragannnya, tidak akan mengasihi saudaranya. Jika tdk Allah tanamkan rasa cinta pada manusia maka, mk tidak akan tercipta hubungan social antar bangsa yg dibangun atas prinsip ta’aruf (saling mengenal)
Dengan demikian cinta tingkat menengah ini amat penting untuk menciptakan kemashalatan pribadi dan keluarga khususnya dan untuk merealisasikan kemaahalatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada umumnya.
Firman Allah tentang hal ini terdapat pada Qs. 49:10
“Sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara…”
Qs. 49 : 13
“ Wahai manusia seseungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki2 dan perempuandan Kami telah menjadikan kalian berbangsa2 dan bersuku2 agar kalian saling mengenal…”
Hadits riwayat Bukhari-muslim
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya .., hendaklah dia menghormati tamunya”
Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yg menceritakan tentang hubungan antar manusia.
Fenomena Cinta tingkat rendah
Cinta jenis ini ada beberapa macam:
1. Mencintai thougut dan sesembahan selain Allah, seperti menyembah manusai, batu dsb.
Qs. 2: 165
“Diantara manusia ada orang2 yg menyembah tuhan2 selain Allah. Mereka mencintai tuhan itu sebagaimana mereka ( org2 mukmin yg mukhlis) mencintai Allah. Adapun org2 yg beriman jauh lebih besar cintanya kepada Allah (disbanding cinta org2 kafir terhadap tuhan2 mereka)…”
2. Menjalin tali kasih kepada musuh2 Allah.
Qs. 60:1
“Hai org2 yg beriman, jgnlah kalian menjadikan musuhKU dan musuh kalian sebagai teman2 setia, yg kalian sampaikan kepada mereka (rahasia org2 mukmin) karena kasih sayang (kepada mereka), padahal sebenarnya mereka telah ingkar terhadap kebenaran (kitab dan Rasul) yg datang kepada kalian..”
3. Mengumbar syahwat dan berkubang dalam Lumpur kekejian dan kehinaan.
Qs.3:14
“Dijadikanlah indah pada (hati) manusia kecintaan kepada apa2 yg diingini, yaitu wanita2…”
4. Mencintai ayah,ibu,anak, istri, suami, keluarga, karir, tanah air melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan Jihad dijalannya.
Qs.9:24.
“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”
Nabi salallahu ‘alaihiwassalam bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorg dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada bapak-ibunya, anaknyadan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Menuhankan hawa nafsunya,
Qs. 45:23
“ Bagaimanakah pendapatmu tentang org menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membirakannya sesat berdasarkan ilmuNya?…
Dengan demikian bagi seorang mukmin yg telah diliputi oleh manisnya iman, maka ia tidak akan rela jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yg rendah yg akan membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya. Bahkan ia akan menjaga kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan menjaga cintanya untuk tidak akan memberikannya kepada mush2 Islam, Dia akan menjaga syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yg bahtil.Dia tidak akan mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orag tuanya, keluarganya, kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya.Pada akhirnya hanya diri kita sendiri yg akan menentukan pada tingkatan cinta yg mana kita berada. Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yg tahu.

JATUH CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM PART I




Islam adalah agama fitrah, dan cinta adalah fitrah manusia yang ditanamkan oleh Allah sejak diciptakan, agar keturunan Nabi Adam tetap lestari dan tercipta cinta kasih di antara manusia sehingga hidup penuh dengan kerahmatan. Jatuh cinta kepada lawan jenis adalah hal normal dan sangat dianjurkan, Islam tidak melarang seseorang untuk jatuh cinta, mencintai dan dicintai. Hanya saja, Islam menunjukkan wadah yang suci melalui pernikahan untuk menyalurkan hasrat cinta sepasang manusia agar dapat bercinta dengan bebas sekaligus mendapat ridha dan diberkahi oleh Allah swt.

Allah swt berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang……….. (Ar-Rum: 21)

Pernikahan adalah suatu wadah yang sangat mengagungkan nilai-nilai cinta dan supaya cinta itu tetap suci tidak terkotori oleh nafsu hewaniyah. Pada ayat di atas dijelaskan bahwa hati yang bersatu karena Allah (setelah menikah), maka Allah akan menyemai rasa cinta dan kasih sayang kepada pria atau wanita yang menjadi pasangan hidupnya. Sebelum menikah rasa cinta kepadanya akan biasa-biasa saja, tidak akan sekuat dan setulus ketika setelah menikah. Ikatan hati akan semakin kuat setelah menikah, karena akan tumbuh rasa lebih saling memiliki, saling menjaga dan dorongan untuk rela berkorban demi pasangan hidupnya.

Cinta yang tidak dikemas oleh pernikahan, akan terkesan hanya melampiaskan hawa nafsu belaka, maka tidak ada bedanya dengan hewan yang hanya bersenang-senang dengan lawan jenisnya tanpa ada ikatan yang sah. Ironisnya di akhir zaman sekarang ini, banyak yang lebih memilih menyalurkan hasrat cintanya pada wadah yang haram yang bertentangan dengan syariat Islam dan dimurkai oleh Allah swt yaitu pacaran.

Banyak yang beranggapan bahwa sebelum menikah hendaknya berpacaran terlebih dahulu, untuk mengetahui pribadi orang yang akan dinikahi, agar tidak menyesal di kemudian hari. Ini adalah anggapan yang salah dan menyesatkan. jika seseorang hendak menikah ia tidak perlu pacaran terlebih dahulu, apalagi sampai bertahun-tahun. Sang pria cukuplah ta’aruf dengan wanita yang ia sukai dengan datang ke rumah calon istrinya dan menanyakan prihalnya kepada orang tuanya, keluarga dan kerabatnya, dan juga bertanya kepada teman-temannya di sekolahnya maupun di tempat kerjanya. Sang wanitapun demikian, hendaknya ia meminta kepada kekasihnya apabila ia memang mencintainya, ia harus menemui orang tuanya atau walinya dan melamarnya untuk menikahinya. Ini adalah tuntunan Islam yang dijarkan oleh nabi Muhammad saw.

Sesungguhnya pacaran bukanlah suatu jaminan bagi sepasang kekasih yang melanjutkan kepelaminan pernikahannya akan bertahan lama, tidak sedikit kisah cinta mereka kandas di tengah jalan. Maka, jalinlah cinta kasih dalam wadah yang syar’I (pernikahan) yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, di karuniai keturunan yang shalih dan shalihah dan cintanya tetap abadi sampai di surga-Nya nanti..
(afwan bersambung ke Part II)

Cinta Yang Syari Dasarnya Iman

Cinta Yang Syari Dasarnya Iman



– Cinta seorang mukmin itu lahir dari ketulusan imannya kepada Allah Swt, bukan semata-mata memenuhi runtunan nafsu dan iblis karena iblis membawa manusia kepada kehancuran sedang Allah mengajak manusia kepada Syurga dan jalan yang lurus.

Dalil:

Q.3: 15, Katakanlah (wahai Muhammad): “Maukah supaya aku kabarkan kepad kamu akan yang lebih baik daripada semuanya itu? Yaitu bagi orang-orang yang bertakwa disediakan disisi Tuhan mereka beberapa Syurga, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Disediakan juga pasangan-pasangan/isteri-isteri yang suci bersih, serta (beroleh pula) keridhaan dari Allah”. Dan (ingatlah), Allah senantiasa Melihat akan hamba-hambaNya.

Q.52: 21, Dan orang-orang yang beriman yang diturut oleh zuriat keturunannya dengan keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) zuriat keturunannya itu dengan mereka (di dalam Syurga), dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka, tiap-tiap seorang manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.

Q.3: 170, (Dan juga) mereka bersuka cita dengan kurniaan Allah (balasan mati syahid) yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka bergembira dengan berita baik mengenai (saudara-saudaranya) orang-orang (Islam yang sedang berjuang), yang masih tinggal di belakang, yang belum (mati dan belum) sampai kepada mereka, (yaitu) bahwa tidak ada kebimbangan (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berduka cita.

Cinta Yang Tidak Benar Dasarnya Syahwat.

Tanpa sandaran kepada iman dan kecintaan kepada Allah, manusia akan melakukan sesuatu berdasarkan tuntutan nafsu semata-mata. Oleh itu cinta tanpa iman adalah memenuhi tuntutan syahwat semata-mata. Ini bukanlah ciri-ciri peribadatan mukmin yang yakinkan pembalasan Hari Akhirat.

Dalil:

Q.3: 14, Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia, kesukaan kepada benda-benda yang diingini nafsu, yaitu perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun, dari emas dan perak, kuda peliharaan yang bertanda lagi terlatih, dan binatang-binatang ternak serta kebun-kebun tanaman. Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia. Dan (ingatlah), pada sisi Allah ada tempat kembali yang sebaik-baiknya (yaitu Syurga).

Q.80: 34-37, Pada hari seseorang itu lari dari saudaranya, dan ibu serta bapaknya, dan isterinya serta anak-anaknya, karena tiap-tiap seorang dari mereka pada hari itu ada perkara-perkara yang cukup untuk menjadikannya sibuk dengan hal dirinya saja.

Q.43: 67, Pada hari itu sahabat-sahabat karib setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan takwa (iman dan amal soleh).

Ciri-Ciri Cinta.

1. Selalu Teringat-ingat.

Antara alamat cinta sebenar ialah seseorang itu senantiasa mengingati orang yang dicintainya. Apa juga yang dilakukan mesti dipikirkan apakah manfaat kepada yang dicintai, apakah pandangan yang dicintai dan seterusnya sehingga apa pendirian yang hendak diambil, mesti mengambil kira orang yang dicintai.

Dalil:

Q.8: 2, Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah.

2. Mengkagumi.

Mencintai sesuatu adalah karena ada aspek-aspek yang dikagumi pada orang yang dicintai. Sama ada karena pemurah atau cantik atau penyayang atau sebagainya. Begitulah dalam hubungan cinta dengan Allah, kita senantiasa mengkagumi kehebatan yang Allah miliki.

Dalil:

Q.1: 1, Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

3. Ridha

Ciri cinta juga ialah hati kecil kita meridhai kepada orang yang dicintai.

Dalil:

Q.9: 61, Dan diantara mereka (yang munafik itu) ada orang-orang yang menyakitas Nabi sambil mereka berkata: “Bahwa dia (Nabi Muhammad) orang yang suka mendengar (dan percaya pada apa yang didengarnya)”. Katakanlah: “Dia mendengar (dan percaya) apa yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan percaya kepada orang mukmin, dan ia pula menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu”. Dan orang-orang yang menyakitas Rasulullah itu, bagi mereka azab siksa yang tidak terperi sakitnya.

4. Siap Berkorban.

Dalil:

Q.2: 207, Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah semata-mata dan Allah pula amat belas kasihan akan hamba-hambanya.

5. Takut.

Dalil:

Q.21: 90, Maka Kami perkenankan doanya, dan Kami kurniakan kepadanya (anaknya) Yahya dan Kami perelokkan keadaan isterinya yang mandul (untuk melahirkan anak) baginya. (Kami limpahkan berbagai ihsan kepada Rasul-rasul itu ialah karena) sesungguhnya mereka senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan senantiasa berdoa kepada kami dengan penuh harapan serta gerun takut dan mereka pula senantiasa khusyuk (dan taat) kepada Kami.

6. Mengharap.

Dalil:

Q.21: 90, Maka Kami perkenankan doanya dan Kami kurniakan kepadanya (anaknya) Yahya dan Kami perelokkan keadaan isterinya yang mandul (untuk melahirkan anak) baginya. (Kami limpahkan berbagai ihsan kepada Rasul-rasul itu ialah karena) sesungguhnya mereka senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan senantiasa berdoa kepada kami dengan penuh harapan serta gerun takut, dan mereka pula senantiasa khusyuk (dan taat) kepada Kami.

7. Mentaati.

Dalil:

Q.4: 80, Sesiapa yang taat kepada Rasulullah, maka sesungguhnya ia telah taat kepada Allah dan sesiapa yang berpaling ingkar, maka (janganlah engkau berduka cita wahai Muhammad), karena Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pengawal (yang memelihara mereka dari melakukan kesalahan).

Hal ini Didapati Pada Manusia Dalam Mencintai Allah atau Mencintai Selain Allah.

Tingkatan Mahabbah

1. Hubungan hati, cinta ini terhadap benda

2. Simpati

3.Curahan hati, untuk kaum muslimin pada umumnya

4.Rasa rindu, untuk sesama mukmin

5.Mesra, untuk Rasulullah dan Islam

6.Tatayyum (cinta menghamba), hanya untuk Allah

Kosekwensi Mahabbah

1. Mencintai siapa-siapa yang dicintai kekasih
2. Mencintai apa saja yang dicintai kekasih
3. Menghasilkan wala’
4. Membenci siapa saja yang dibenci kekasih
5. Membenci apa saja yang dibenci kekasih

Selasa, 11 Oktober 2011

PROSES PENYEMBUHAN LUKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.DEFINISI DARI LUKA
Gambar 1. Ilustrasi luka
Sjamsuhidajat (1997) mendefinisikan luka sebagai hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Sedangkan Mansjoer (2002) mendefinisikan luka sebagai keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa luka adalah rusak/terputusnya kontinuitas jaringan. Yang akan dibicarakan dalam penelitian ini adalah luka laserasi jalan lahir terutama perinium baik luka yang spontan karena persalinan maupun karena tindakan episiotomi.
                Luka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari luar.(Djohansyah Marzoeki, 1991).
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
A.    Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.

B.    Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.

C.   Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
B. MEKANISME LUKA
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan.
Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan dari masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.
Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara pada torsi mungkin tidak memberikan efek pada jaringan adiposa namun menyebabkan fraktur spiral pada femur. 
C. KLASIFIKASI LUKA
                Luka pada manusia dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
  1. Abrasi
  2. Kontusi
  3. Laserasi
  4. Luka insisi


1.       Abrasi
Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan epidermis. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan.
Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna.
                                    
Tangensial atau abrasi geser
Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.


Abrasi Crushing
Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi namun epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman tersebut kuat dan daerah permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil dan abrasi hantaman terjadi. Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi ringan dari permukaan atau paling tidak memar atau tonjolan oedem lokal. Abrasi ini salah satu dari abrasi yang menunjukkan cetakan dari obyek yang membuat luka.


Abrasi kuku jari
Sangat penting karena frekuensi pada serangan khususnya pada penyiksaan anak, penyerangan seksual, dan penjeratan. Sering disertai memar lokal. Abrasi kuku jari biasanya sering ditemukan pada leher, muka, lengan atas dan lengan depan. Mungkin berupa goresan linear jika jari-jari tersebut menarik ke bawah, tanda kurva atau garis lurus jika tangan tersebut menggenggam.
Lengan bagian depan sering merupakan lokasi untuk penggenggaman dan menahan baik pada penyiksaan anak atau serangan pada orang dewasa. Memar umum ditemukan, namun tanda kuku jari sdapat menumpang pada memar tersebut. Ahli patologi harus berhati0hati dengan interpretasi yang salah. Contohnya, memutuskan tanda kuku jari pada leher yang disebabkan oleh tangan dari depan atau belakang leher.

Abrasi berpola
Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis yang rusak, kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit  dimana kulit juga tertekan mengikuti alur ban tersebut.

Abrasi post-mortem (sesudah kematian)
Dapat disebabkan berbagai macam, antara lain penyeretan pada saat pemakaman, atau akibat proses otopsi. Pada saat proses pemakaman, khusunya setelah dibersihkan dengan air panas. Pada otopsi kedua perlu diperiksa dengan deskripsi sebelumnya atau dengan foto, jika beberapa luka yang ditemukan diragukan.

2.       Kontusio atau memar
Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis. Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebut memar atau kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung peniti disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan karena sebab trauma mekanis.


Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh darah yang lebih besar dari kapiler. Kata ‘memar’ mengacu pada lesi yang dapat dilihat pada kulit atau yang terjadi pada subkutanea, sementara ‘kontusio’ dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan kata memar lebih banyak digunakan dokter saat memberikan laporan atau keterangan pada kalangan non-medik.

Memar Intradermal
Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering pada jaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis. Namun kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola, perdarahan yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlah darahnya sedkiti namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnya yang jernih sehingga polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yang menekan memiliki pinggiran dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur dan bentuknya.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Memar
1.      Kebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang cukup untuk darah yang keluar berakumulasi. Ini menjelaskna kenapa memar lebih mudah terjadi pada skrotum daripada tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karena banyaknya jaringan subkutanea pada orang yang gemuk, mereka lenih mudah terjadi memar daripada orang yang kurus jika faktor lain seperti fragilitas pembuluh dan umur sama.
2.      Jumlah darah yang keluar
3.      Ruangan yang cukup
4.      Kedalaman memar yang terjadi
5.      Fragilitas pembuluh darah
6.      Pada orang yang berbaring lama

Pergerakan dari Memar
Pada daerah superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada area yang dalam membutuhkan waktu untuk muncul ke permukaan. Memar dapat bergerak mengikuti gaya gravitasi. Contohnya, perdarahn subkutanea dapat turun melewati alis mata dan muncul di orbita mata yang memberikan gambaran ‘mata hitam’ yang dapat disalahartikan sebagai trauma langsung. Begitu juga memar pada lengan atas atau betis, dapat turun sampai pada siku atau tumit.

Perubahan Memar oleh Waktu
Dengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzim jaringan dan infiltrasi seluler.sel darah merah menutupi ruptur dan mengandung Hb membuat degradasi secara kimiawi yang memyebabkan perubahan warna. Hemoglobin pecah menjadi hemosiderin, biliversin dan bilirubon yang menyebabkan perubahan wanra memar dari ungu atau coklat kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijau kekuningan sebelum akhirnya samar.
Memar kecil pada deasa muda yang sehat akan menghilang dalam waktu 1 minggu.

Namun pada memar akibat ‘gigitan asmara’ (cupang) akan menghilang dala waktu beberapa hari, ini dikemukakan oleh nRoberts yang mengadakan penelitian.
Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain:
  • Besarnya ekstravasasi
  • Umur korban
  • Idosinkrasi seseorang
Beberapa observasi yang ditemukan:
  • Jika ditemukan memar yang nampak baru tanpa disertai perubahan warna, diperkirakan terjadi 2 hari sebelum kematian
  • Jika memar terdapat perubahan warna kehijauan, diperkirakan terjadi tidak lebih dari 18 jam sebelum kematian
  • Jika ada beberapa memar dengan beberapa warna yang berbeda, berarti tidak terjadi pada saat yang sama. Penting pada kasus penyiksaan anak.

Memar pada Tanda Khusus
Kumpulan memar bentuk koin kecil merupakan karakterisitik tekanan jari baik pada pemegangan atautusukan. Sering nampak pada kasus penyiksaan anak, dimana orang yang dewasa memegang  dengan pegangan yang nyaman. Biasa disebut ‘memar sixpenny’
Ketika permukaan kulit dilanggar oleh roda atau obyek berpola seperti rotan, memar yang nampak mengikuti pola obyek tersebut.
   
 Luka akibat tendangan
            Telapak kaki dapat meninggalkan pola memar pada tubuh, sering pada abdomen dan dada walaupun ini dapat dikenali pada leher dan wajah.Tendangan yang cepat dapat menyebabkan luka lecet disertai memar, sedangkan menurut arahnya,tendangan vertical menunjukkan memar intradermal dengan pola telapak kaki.Kasus luka akibat tendangan menjadi hal biasa dengan meningkatnya kekerasan pada masyarakat.Sebagian besar tendangan dilakukan pada korban yang telah duduk atau terjatuh ketanah, yang sebelumnya disebabkan tindakan kekerasan lainnya seperti mendorong atau memukul, sehingga setelah korban lemas dan kaki pelaku menyerang bagian yang paling mudah seperti pinggang, paha, leher dan area abdominal.Variasi lain tendangan yaitu  pelaku menyerang dari atas korban dengan cara loncat dan menendang dengan satu atau dua kaki, sehinga dada paling sering terkena dan dapat menyebabkan patah tulang iga maupun tulang dada.
            Bahaya umum yang terjadi pada tendangan ke arah muka adalah patah tulang mandibulla, maxilla, tulang hidung dan zygoma. Tendangan pada satu sisi wajah dapat benar-benar melepas bagaian bawah dari maxilla dengan bagian lengkungan gigi dam palatum.



Memar post mortem dan artefak lainnya
            Khususnya pada kematian kongesti seperti tekanan pada leher, sistem vena dapat tersumbat dan dapat terjadi memar. Salah satu area yang penting yang dapat mendeskripsikan secara penuh disbanding yang lain adalah leher, dimana kumpulan dari darah antara esophagus dan tulang belakang servikal dapat menimbulkan memar dari stranhulasi.
3.       Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jringan yang rusak menyobek bukan mengiris.
Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :
  1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk pemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca penbesar.
  2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka, termasuk pembuluh darah dan saraf .
  3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang terluka daerah tulang tengkorak.
  4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat pada luka.

Laserasi terpola
            Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai, tendangan dapat menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot yang besar dengan ujung kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat menyebabkan laserasi linier atau stellate.

Luka akibat benda tumpul yang berpenetrasi
            Luka ini merupakan luka campuran antara luka laserasi dan luka iris. Dapat terjadi alibat dari pukulan besi atau sebilah kayu. Pada waktu alat tumpul dipukulkan ke kulit, maka akan ada lekukan dan lecet pada sisinya, walaupun bekas yang lebih dulu akan hilang jika alatnya telah ditarik kembali. Material seperti karat, kotoran atau serpihan mungin tertinggal pada luka dan harus sangat hati-hati dilindungi untuk pemeriksaan forensic, jika alat yang digunakan belum diketahui.

4.       Luka Iris
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang paling penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan apapun.

Luka potong
            Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak lebih berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak akan terlalu mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan dan muka.


5.       Luka tikam dan luka yang berpenetrasi
Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan pembantaian.
Karakteristik dari alat tikam:
  1. Panjang, lebar dan ketebalan pisau
  2. Satu atau dua sisi
  3. derajat dari ujung yang lancip
  4. bentuk belakang pada pisau satu sudut (bergerisi/kotak)
  5. Bentuk dari pelindung pangkal yang berdekatan dengan mata pisau
  6. Adanya alur, bergerigi atau cabang dari mata pisau
  7. Ketajaman dari sudut dan khususnya ujung dari mata pisau
Karakteristik luka tikam, dapat menerangkan tentang:
  1. Dimensi senjata
  2. Tipe senjata
  3. Kelancipan senjata
  4. Gerakan pisau pada luka
  5. Kedalaman luka
  6. Arah luka
  7. Banyaknya tenaga yang digunakan





Petunjuk dari luka tusuk
            Petunjuk dari luka tusuk sering dianggap sebagai suatu masalah pembunuhan terutama sebagai persidangan, yang mengarah pada saat rekontruksi kejadian. Kejadian-kejadian penusukan sering bergerak dan dinamis sehingga korban jarang dalam keadaan statis. Penjelasan mengenai petunjuk berdasarkan gambaran luka dan jejak benda. Saat pisau dengan mata pisau kurang cukup besar, maka luka sering tampak terpotong bagian bawahnya mengenai jaringan subkutan. Pada autopsy, menjelaskan seperti pada luka tusuk didada, kadang saat di autopsy luka terletak dibawah puting. Pembedahan dari jaringan dan otot bisa mengungkapkan bahwa kerusakan dinding dada terletak di ICS berapa . Informasi ini menjadi petunjuk luka, mengambarkan jejak luka.

Perkiraan mengenai derajat kekuatan luka tusuk
            Diberikan keterangan mengenai:
  1. Bagian dari tulang atau pengerasan tulang rawan
  2. Ketajaman dari ujung pisau
  3. Kecepatan dating nya pisau
  4. Kulit yang elastis lebih mudah ditembus
  5. Variasi ketebalan kulit terhadap pisau, kulit  telapak kaki lebih tebal dari  bagian tubih lain.
  6. Luka tembus yang disebabkan tusukan

Luka oleh senjata lain selain pisau
            Pisau cukur dan pecahan gelas memiliki tepi tajam yang berbeda sehingga dapat memberikan jejak yang berbeda pula. Pada derah luka yang berambut, maka akan terlihat rambut akan terpotong.

Luka akibat Gunting
            Sering ditemukan pada kejadian rumah tangga, dimana biasanya pelaku adalah wanita, menggunakan senjata yang gampang, dikenal, mudah diraih. Gambaran luka tergantung pada posisi gunting saat ditusukkan, terbuka atau tertutup. Pada gunting yang terbuka, dengan satus sisi tertusuk, maka gambaran luka sukar dibedakan dengan gambaran luka tusuk oleh pisau. Sedangkan untuk luka akibat gunting yang tertutup, maka luka yang terbentuk seperti huruf Z atau seperti kilatan cahaya.

Luka tangkis
            Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan  pada umumnya ditemukan pada telapak tangan, punggung tangan, jari-jari tangan, punggung lengan bawah dan tungkai. Bila pada keadaan tangkis dengan cara menangkap mata pisau dengan telapak tangan, maka luka yang terjadi akan mengiris telapak tangan, melintasi lekukan jari, mengiris kulit, jaringan tendon atau kadang teririsnya keempat jari tangan


D. ANATOMI FORENSIK KULIT


Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.
Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Demis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat  banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung saraf taktil, tekan, panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.



















BAB II
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Beberapa teori proses penyembuhan luka adalah sebagai berikut:
Menurut Kozier (1995) : Penyembuhan merupakan suatu sifat dari jaringan-jaringan yang hidup; hal ini juga diartikan sebagai pembentukan kembali (pembaharuan) dari jaringan-jaringan tersebut.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.
Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu, pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih seperti semula baik struktur maupun fungsinya dan repair ialah pemulihan atau penggantian oleh jaringan ikat (Mawardi-Hasan,2002).
Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.
Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu, pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih seperti semula baik struktur maupun fungsinya dan repair ialah pemulihan atau penggantian oleh jaringan ikat (Mawardi-Hasan,2002).
Penyembuhan luka dapat terjadi secara:
  1. Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.
  2. Per Sekundem yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per primam. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka. Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi/terinfeksi. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi.
  3. Per Tertiam atau Per Primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridemen setelah diyakini bersih, tetapi luka dipertautkan (4-7 hari).
Berdasar kemampuan untuk regenerasi sel tubuh dibagi 3 golongan :
1. Sel labil
  • dapat berproliferasi terus,  mengganti sel yang lepas / mati secara aktif
  • contoh : epidermis, epitel pelapis rongga mulut, saluran pernafasan, saluran pencernaan, sal genetalia, epitel pelapis duktus, mukosa usus, sel-sel sumsum tulang dan jaringan limfoid
2. Sel stabil
  • mampu regenerasi ( tidak aktif ), dalam kondisi normal tidak bertambah
  • contoh :   Sel endotel dan otot polos, Sel parenkim semua kelenjar tubuh,  termasuk hati, pankreas, kel liur, kel.endokrin, sel tubuli ginjal, kel.kulit.
  • Eksisi (potong buang) 80 % hati dapat pulih dalam waktu 1 minggu
3.  Sel permanen
  • rusak berarti kerusakan tetap
  • selalu disusul dengan jaringan parut
  • contoh : Sel neuron (=/= serabut akson ),  sel otot bercorak, sel otot jantung (miokardium)
Pemulihan parenkim yg sempurna akibat jejas tidak hanya tergantung kemampuan sel beregenerasi. Keutuhan arsitek stroma / kerangka dasar jaringan yang cedera juga sangat penting. Bila kerangka hilang, regenerasi dapat mengembalikan massa jaringan, tetapi bukan fungsi yang sempurna.


Pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.
  • Proliferasi fibroblas dan tunas-tunas kapiler dan selanjutnya pembentukan kolagen untuk membentuk jaringan parut adalah akibat yang wajar pada hampir setiap kerusakan jaringan.
  • Pada setiap kerusakan jaringan, akan diawali pembentukan jaringan ikat yang kaya pembuluh darah yang mengisi rongga yang ditinggalkan jaringan yang rusak dan  disebut jaringan granulasi
Atas dasar pembentukan jaringan granulasi, ada 2 bentuk pemulihan / penyembuhan :
1. penyembuhan primer.
  • berlangsung cepat mencapai kesembuhan
  • reaksi radang hampir hilang seluruhnya
2. penyembuhan sekunder
  • berlangsung lambat (faktor luas kerusakan, banyaknya sel nekrotik dan eksudat )
  • hampir selalu berakibat pembentukan jaringan parut & kehilangan  banyak  fungsi khas

Proses penyembuhan untuk luka akibat operasi akan dijelaskan di bawah ini.

a. Fase Peradangan
Fase peradangan akan segera dimulai setelah terjadinya luka dan akan berlangsung selama 3 sampai 4 hari. Ada dua proses utama yang terjadi selama fase peradangan ini : hemostatis dan phagositosis.
Hemostatis (penghentian pendarahan) diakibatkan oleh vasokontriksi dari pembuluh darah yang lebih besar pada area yang terpengaruh, penarikan kembali dari pembuluh-pembuluh darah yang luka, deposisi/endapan dari fibrin (jaringan penghubung), dan pembentukan gumpalan beku darah pada area tersebut. Gumpalan beku darah, terbentuk dari platelet darah (piringan kecil tanpa warna dari protoplasma yang ditemukan pada darah), menetapkan matriks dari fibrin yang akan menjadi kerangka kerja untuk perbaikan sel-sel. Suatu keropong juga terbentuk pda permukaan luka. Yang terdiri dari gumpalan-gumpalan serta jaringan-jaringan yang mati. Keropeng berguna untuk membantu hemostasis dan mencegah terjadinya kontaminasi pada luka oleh mikroorganisme. Di bawah keropeng, sel-sel epithelial bermigrasi ke dalam luka melalui pinggiran luka. Sel-sel epithelial sebagai penghalang antara tubuh dengan lingkungan, mencegah masuknya mikroorganisme.
Fase peradangan juga melibatkan respon-respon seluler dan vaskuler yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap substansi-substansi asing serta jaringan-jaringan yang mati. Aliran darah ke luka meningkat, membawa serta substansi serta nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Sebagai hasilnya luka akan terlihat memerah dan bengkak.
Selama migrasi sel, leukosit (khususnya netrophil) akan masuk ke dalam ruang interstitial. Kemudian akan digantikan makrofag selama 24 jam setelah luka, yang muncul dari monosit darah. Makrofag akan menelan puing-puing selular dan mikroorganisme dengan suatu proses yang dikenal sebagai phagositosis. Makrofag juga mengeluarkan suatu faktor angigenesis (AGF), yang merangsang pembentukan dari pucuk-puck epithelial pada ujung pembuluh darah yang mengalami luka. Jaringan kerja microcirculatory yang dihasilkan akan menopang proses penyembuhan luka. Saat ini makrofag dan AGF dipertimbangkan sebagai hal yang penting pada proses penyembuhan (Cooper 1990 p. 171). Respon terhadap peradangan ini sangat penting terhadap proses penyembuhan, dan mengukur bahwa penghalangan pada peradangan, seperti pengobatan dengan steroid, dapat menggantikan proses penyembuhan yang mengandung resiko. Selama tahapan ini pula, terbentuk suatu dinding tipis dari sel-sel epithelial di sepanjang luka.

b. Fase Proliferasi
Fase proliferatif (tahapan pertumbuhan sel dengan cepat), fase kedua dalam prose penyembuhan, memerlukan waktu 3 – hari sampai sekitar 21 hari setelah terjadinya luka. Fibroblast (sel-sel jaringan penghubung), yang mulai bermigrasi ke dalam luka sekitar 24 jam setelah terjadinya luka, mulai mengumpulkan dan menjadikan satu kolagen dan suatu substansi dasar yang disebut proteoglycan sekitar 5 hari setelah terjadinya luka. Kolagen merupakan suatu substansi protein yang berwarna keputih-putihan yang menambah daya rentang pada luka. Sat jumlah kolagen meningkat, maka daya rentang luka juga kan meningkat; oleh karena itu peluang bahwa luka akan semakin terbuka menjadi semakin menurun. Selama waktu tersebut, muncullah apa yang disebut sebagai pungung bukit penyembuhan” di bawah garis jahitan luka yang lengkap. Pada luka yang tidak dijahit, kolagen baru seringkali muncul. Pembuluh-pembukuh kapiler tumbuh disepanjang luka, meningkatkan aliran darah, yang juga membawa serta oksigen dan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Fibroblast akan bergerak dari aliran darah ke dalam wilayah luka, mengendapkan fibrin. Saat jaringan pembuluh kapiler berkembang, jaringan menjadi suatu benuk tembus cahaya yang berwarna kemerah-merahan. Jarinag tersebut, disebut sebagai jaringan granulsi, yang mudah pecah dan mudah mengalami pendarahan.

Saat sisi kulit dari luka tidak dijahit, wilayah luka tersebut harus ditutup dengan jaringan-jaringan granulasi. Saat jaringan granulasi matang, sel-sel epithelial marginal akan bermigrasi ke dalamnya, pertumbuhan sel yang cepat di sepanjang jaringan penghubung ini dipusatkan untuk menutup wilayah luka. Jika wilayah luka tidak tertutup oleh epithelisasi, wilayah luka tersebut akan ditutup dengan protein plasma yang mengering serta sel-sel yang telah mati. Hal ini disebut eschar. Pada awalnya, luka yang disembuhkan dengan tujuan sekunder merembes ke pengeringan serosanguineous. Kemudian jika tidak ditutup oleh sel-sel epithelial, maka akan ditutup dengan jaringan-jaringan fibrinous yang berwarna abu-abu dan berukuran tebal yang pada akhirnya berubah menjadi jaringan bekas luka yang padat yang tebal.





c. Fase Maturasi
Biasanya dimulai pada hari ke-21 dan muncul setengah tahun setelah perlukaan. Pembentukan fibroblas dilanjutkan dengan sintesis kolagen. Serabut kolagen yang merupakan serabut penting dalam ........ digabungkan ke dalam struktur yang lebih lengkap. Scar menjadi tipis, jaringan elastis berkurang, timbul garis putih.

1. FASE PENYEMBUHAN LUKA  MENURUT SMELTZER (2002)
a. Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari.
Respons vaskular dan selular terjadi ketika jaringan cedera. Vasokonstriksi pembuluh terjadi dan bekuan fibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini berlangsung dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula. Mikrosirkulasi kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena norepinefrin dirusak oleh enzim intraselular. Juga, histamin dilepaskan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler.
Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air menembus spasium vaskular selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.
b.  Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari.
Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-sel yang bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka; kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.
Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3 % sampai 5% dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.
c. Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan.
Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa luka dapat sembuh secara alami tanpa pertolongan dari luar, tetapi cari alami ini memakan waktu cukup lama dan meninggalkan luka parut yang kurang baik, terutama kalau lukanya menganga lebar.

2. PENYEMBUHAN-LUKA LEMBAP DAN PROSES REPARASI
   
Salah satu temuan klinis terpenting dalam beberapa dekade terakhir adalah penemuan bahwa luka yang dibiarkan tetap lembap mengalami re-epitalisasi yang lebih cepat. Bukti yang paling baik untuk ini dapat dilihat pada luka-luka akut. Akan tetapi, bahkan pada luka-luka kronis, balutan yang mempertahankan kelembapan, yang telah dibuat untuk menghasilkan kondisi luka yang lembab, benar-benar menghasilkan beberapa hasil yang diinginkan, seperti pengendalian nyeri, debridema autolitik yang tidak terasa sakit, dan stimulasi jaringan granulasi. Banyak yang merasa khawatir bahwa membiarkan luka tetap lembap akan menyebabkan infeksi, tetapi kekhawatiran ini tidak beralasan. Meski demikian, oklusi luka masih dikontraindikasikan jika terdapat infeksi. Ada banyak balutan luka tersedia yang cocok dengan situasi klinis tertentu. Tipe balutan utama mencakup film-film transparan, hidrokoloid, busa, alginat, dan produk-produk kolagen yang relatif baru . Dalam menentukan balutan yang paling cocok untuk luka tertentu, dokter harus mempertimbangkan kebutuhan akan absorpsi eksudat berlebihan (busa dan alginat), apakah luka terlalu kering dan memerlukan kelembapan tambahan (material hidrogel), dan apakah luka dan pinggir-pinggir epiteliumnya bisa mentolerir trauma kecil tetapi serius yang berasal dari pembukaan balutan lengket. Lapisan-lapisan kontak yang tipis, yang terdiri dari material polimer berbeda dengan perforasi, memungkinkan cairan luka keluar dan bermanfaat dalam mencegah cedera jaringan selama penggantian balutan.
   
Mekanisme pasti yang digunakan oleh kondisi luka yang lembap dalam memfasilitasi migrasi keratinosit belum diketahui. Sejumlah penjelasan, yang beberapa diantaranya didukung oleh penelitian eksperimental, telah diusulkan dan tampak masuk akal. Dengan sendirinya, dasar luka yang kering dan keberadaan koreng atau kerak kering pada luka bisa menyebabkan migrasi keratinosit lebih sulit. Beberapa peneliti telah mengusulkan bahwa gradien elektrik berubah apabila luka dioklusi dan tidak dibiarkan mengering. Pastinya, telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa arus-arus listrik bisa mempengaruhi proses penyembuhan. Tinggalnya faktor-faktor pertumbuhan dan sitokin dalam dasar luka telah diusulkan sebagai penjelasan lain untuk bagaimana balutan yang menjaga kelembaban bekerja. Cairan luka yang diambil dari luka-luka akut telah dibuktikan secara in vitro dapat menstimulasi proliferasi beberapa tipe sel, termasuk fibroblast dan sel endotelium. Sebaliknya, ada penelitian yang menunjukkan kebalikannya berlaku untuk cairan luka yang diambil dari luka-luka kronis yang tidak sembuh. Apakah perbedaan karakteristik cairan luka ini membantu dalam menjelaskan efek yang lebih besar dari penyembuhan-luka lembap terhadap migrasi keratinosit pada luka-luka akut masih belum diketahui. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa mengeluarkan cairan luka dari luka-luka kronis, yang bisa dicapai dengan alat tertentu yang terdiri dari sebuah balutan film yang dibalutkan pada luka dan dihubungkan dengan sebuah sumber tekanan negatif.


3. PENYEMBUHAN LUKA GRAF KULIT
   
Biologi penyembuhan luka akut memiliki aplikasi klinis langsung pada bedah dermatologi. Sebagai contoh, rekonstruksi setelah bedah mikrografi Mohs secara rutin melibatkan empat bentuk utama penyembuhan luka akut yang mencakup penyembuhan sekunder, penutupan pinggir-demi-pinggir, flap kutaneous, dan graf kulit. Penyembuhan sekunder adalah variasi dari penyembuhan luka akut dimana luka dibiarkan sembuh dengan sendirinya. Biologi proses ini ditandai dengan semua tahapan normal penyembuhan luka tetapi berbeda dalam hal adanya dominasi reaksi inflammatory dan jaringan granulasi, serta kontraksi luka. Penutupan flap pinggir-demi-pinggir adalah contoh penyembuhan primer dan mengikuti semua fase penyembuhan luka seperti yang telah dijelaskan pada bagian Tahap-Tahap Penyembuhan Luka.
   
Akan tetapi, penyembuhan sebuah graf kulit sangat berbeda dengan apa yang dijelaskan sebelumnya pada cedera akut. Salah satu karakteristik pembeda dari sebuah graf kulit adalah ketergantungan graf pada dasar luka penerima terhadap revaskularisasi, sebuah proses yang memerlukan beberapa kejadian fisiologis unik. Berdasarkan kajian histologis, penyembuhan graf lazimnya dibagi menjadi tiga fase yaitu: imbibisi, inoskulasi, dan neovaskularisasi.

Fase Imbibisi
   
Seperti pada penyembuhan luka akut konvensional, proses yang langsung terjadi adalah pembentukan bekuan fibrin pada interfase graf, sebuah kejadian yang juga disertai dengan infiltrasi leukosit dari kulit penerima ke graf. Yang membedakan sebuah graf kulit dari luka konvensional adalah difusi plasma dari tempat penerima kedalam graf kulit yang berada di atasnya, menghasilkan peningkatan bobot graf sampai 40 persen pada hari pertama. Difusi plasma ke dalam graf ini disebut sebagai imbibisi, dan pengaruhnya dianggap sebatas menjaga agar graf tetap lembab dan pembuluh darah graf tetap berfungsi. Peneliti lain telah berhipotesis bahwa imbibisi juga memegang peranan dalam menyediakan gizi ke graf, tetapi dukungan untuk peranan gizi ini hanya dapat ditunjukkan beberapa tahun kemudian, ketika bormodeoksiuridin terbukti terlibat dalam sel-sel graf kulit setelah injeksi sistemik pada sebuah model mencit.
   
Fase imbibisi berakhir ketika drainase vena dan limfatik terjadi kembali, yang disertai dengan pengurangan bobot graf. Pada sebuah model graf kelinci, drainase limfatik dari material kontras telah dibuktikan mulai berlangsung lambat pada hari ke-2 dan membaik sampai hari ke-12, dengan anastomosis graf yang tampak secara histologis dan pembuluh limfatik kulit resipien pada hari ke-4. Isu biologis mendasar dari penyembuhan graf adalah penentuan kontribusi relatif dari jaringan graf dan jaringan resipien terhadap vaskulatur graf, sebuah pemahaman lebih tepat yang telah dicapai dengan pendekatan-pendekatan biologi molekuler terbaru.

Fase Revaskularisasi Inoskulasi dan Neovaskularisasi
   
Inoskulasi pada awalnya diusulkan sebagai anastomosis antara pembuluh darah graf dengan pembuluh dari resipien, dan neovaskularisasi sebagai pertumbuhan-kedalam (ingrowth) pembuluh darah baru dari dasar luka resipien ke dalam graf. Pemeriksaan histologi sebelumnya telah menunjukkan bahwa graf mempertahankan vaskulatur-nya sendiri setelah penanduran (grafting), ini mendukung pendapat tentang inoskulasi. Akan tetapi, peneliti lain berpendapat bahwa pemeriksaan histologis tidak bisa membedakan pembuluh yang berasal dari graf (atau dari donor) dengan pembuluh yang berasal dari resipien. Lambert menyimpulkan bahwa sekurang-kurangnya selama beberapa hari pertama, pembuluh darah sebuah graf kulit adalah pembuluh yang didapatkan dari kulit-donor, berdasarkan metode histologi dan radiorafi. Dengan menggunakan bandingan kulit manusia yang direkayasa-jaringan dengan sebuah jaringan pembuluh-pembuluh yang mengalami endotelisasi, Tremblau dan rekan-rekannya menunjukkan kecepatan vaskularisasi yang meningkat signifikan melalui inoskulasi dibanding dengan kecepatan vaskularisasi ekivalen kulit yang tidak  mengalami endotelisasi, sehingga menunjukkan efisiensi inoskulasi yang lebih tinggi ketimbang neovaskularisasi.


4. LUKA KRONIS DAN PENYEMBUHAN TERHAMBAT
   
Pembahasan sebelumnya berfokus pada reparasi luka kutaneous setelah cedera akut. Akan tetapi, harus diketahui bahwa relevansi kejadian-kejadian dan proses-proses tersebut terbatas apabila yang dibicarakan adalah luka kronis, seperti diabetes, insufisiensi vena dan arterial, dan berbagai situasi yang diperumit oleh proses-proses inflammatory  dan respons host yang tidak sempurna. Hubungan linear dan hubungan satu-arah antara berbagai fase reparasi luka ditemukan pada luka kronis. Tidak ada urutan yang teratur, dan bagian-bagian luka kronis bisa memiliki fase reparasi yang berbeda pada waktu yang berlainan. Luka-luka akut, seperti yang terjadi karena bedah atau trauma, memiliki waktu penyembuhan yang terprediksi dan pada umumnya mudah sembuh. Akan tetapi, luka-luka kronis mengalami penyembuhan yang disebut sebagai gagal sembuh atau penyembuhan terhambat. Beberapa penelitian telah dilakukan berkenaan dengan luka kronis, dan hipotesis telah diusulkan untuk penyembuhan terhambat. Perlu dicatat bahwa sulit untuk meneliti luka-luka kronis dari sudut pandang patofisiologi. Kekurangan utama adalah kurangnya model hewan yang benar-benar menunjukkan penyembuhan terhambat.
   
Beberapa luka kronis adalah hasil kompleks dari ischemia, tekanan, dan infeksi. Ulser diabetik merupakan contoh umum dari tiga-serangkai patofisiologi ini (ischemia, tekanan dan infeksi). Masih banyak kontroversi tentang apakah hiperglikemia sendiri memegang peranan patofisiologi dalam terjadinya ulser diabetik, walaupun fungsi neutrofil terganggu; sehingga, kerentanan terhadap infeksi meningkat pada keadaan diabetik. Termasuk yang penting adalah pendapat bahwa “penyakit pembuluh kecil” pada diabetes telah dievaluasi dengan baik dan menunjukkan tidak ada fenomena obstruktif tetapi justru, perubahan yang lebih bersifat fisiologis. Revaskularisasi kaki yang mengalami diabetes sekarang ini dianggap sebagai pendekatan yang tepat apabila ada penyakit pembuluh-besar dan sirkulasi run-off yang baik. Kemungkinan contoh terbaik untuk penyembuhan terhambat yang tidak terkait dengan tekanan dan suplai arterial yang buruk adalah ulserasi vena. Abnormalitas bersangkutan dalam terjadinya ulser vena  adalah hipertensi vena, yang menunjuk pada ketidakmampuan mengurangi tekanan vena pada kaki sebagai respon terhadap aktivitas. Telah ada beberapa hipotesis yang diusulkan tentang bagaimana hipertensi vena selanjutnya menghasilkan ulserasi vena atau perkembangan lipodermatosklerosis. Beberapa dari hipotesis ini telah menekankan akumulasi fibrin di sekitar pembuluh darah dermal dan cacat-cacat pada aktivitas fibrinolitik. Hipotesis lain mengusulkan kerusakan sel-sel endotelium mikrovaskular, yang selanjutnya menghasilkan kebocoran fibrinogen dan manset fibrin kapiler. Kebocoran makromolekul dari pembuluh darah kedalam dermis pada penyakit vena cukup substansial, sehingga menyebabkan peneliti lain mengusulkan bahwa molekul-molekul seperti ini bisa menjebak faktor-faktor pertumbuhan dan komponen-komponen penting lainnya sehingga tidak mengalami proses penyembuhan atau penjagaan integritas jaringan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa faktor-faktor pertumbuhan pada luka kronis terikat pada dan dijebak oleh makromolekul yang bocor kedalam dermis, seperti albumin, fibrinogen, dan α2-makroglobulin. Molekul yang terakhir ini adalah pengikat faktor-faktor pertumbuhan, termasuk PDGF.
   
MMP juga memiliki peranan penting dalam reparasi luka kutaneous, khususnya dalam konteks migrasi keratinosit. Akan tetapi, pada luka kronis, MMP bisa berkontribusi bagi kegagalan total untuk sembuh. Sebagai contoh, pada ulser-ulser vena dan tipe luka kronis lainnya, cairan luka mengandung banyak metalloproteinase, yang mengurai ECM, dan kemungkinan sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan.
   
Juga perlu diketahui bahwa jaringan di sekitar luka kronis tersebut tidak normal sehingga akan berubah melalui mekanisme-mekanisme patogenik primer atau melalui ketidakmampuan untuk sembuh dengan mudah. Secara klinis, contoh terbaik dari hal ini adalah fibrosis intens di sekitar ulser vena, yang disebut lipodermatosklerosis. Ketika lipodermatosklerosis terbentuk, bisa mengarah pada ulser dan menjadi tempat untuk rekurensi ulser. Bahkan, ulser-ulser vena yang dikelilingi oleh lipodermatosklerosis jauh lebih sulit sembuh. Penyebabnya bisa ditunjukkan oleh banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa susunan seluler luka yang tidak sembuh mengalami perubahan. Sejauh ini, bukti yang paling baik adalah dengan fibroblast luka, karena mudahnya ditumbuhkan dan diteliti dalam kultur. Sekarang ini kita telah mengetahui bahwa fibroblast ulser cukup lemah dan tidak merespon terhadap sitokin dan faktor pertumbuhan tertentu. Sebagai contoh, telah ditunjukkan bahwa fibroblast ulser vena tidak merespon terhadap aksi TGF-β1 dan PDGF. Tidak meresponnya fibroblast ulser vena terhadap TGF-β1 bisa disebabkan oleh ekspresi reseptor TGF-β tipe II yang berkurang. Abnormalitas reseptor ini juga mengarah pada berkurangnya fosforilasi protein isyarat TGF-β yang penting, termasuk Smad2, Smad3, dan MAPK. Program sintetik sel dalam ulser diabetik juga bisa berubah, sehingga luka-luka kronis seperti ini dikatakan “macet” pada fase tertentu dari proses reparasi. Hubungan dekat telah dilaporkan antara beberapa abnormalitas ini dan ketidakmampuan untuk sembuh.
5.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
  1. Koagulasi;  Adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat penyembuhan luka sebab hemostasis merupakan tolak dan dasar fase inflamasi.
  2. Gangguan sistem Imun (infeksi,virus);  Gangguan sistem imun akan menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh, baik seluler maupun humoral terganggu, maka pembersihan kontaminasi dan jaringan mati serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
  3. Gizi (kelaparan, malabsorbsi), Gizi kurang juga:  mempengaruhi sistem imun.
  4. Penyakit Kronis;  Penyakit kronis seperti TBC, Diabetes, juga mempengaruhi sistem imun.
  5. Keganasan;  Keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan sistem imun yang akan mengganggu penyembuhan luka.
  6. Obat-obatan;  Pemberian sitostatika, obat penekan reaksi imun, kortikosteroid dan sitotoksik mempengaruhi penyembuhan luka dengan menekan pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
  7. Teknik Penjahitan;  Tehnik penjahitan luka yang tidak dilakukan lapisan demi lapisan akan mengganggu penyembuhan luka.
  8. Kebersihan diri/Personal Hygiene;  Kebersihan diri seseorang akan mempengaruhi proses penyembuhan luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri kurang.
  9. Vaskularisasi baik proses penyembuhan berlangsung;  cepat, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik proses penyembuhan membutuhkan waktu lama.
  10. Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerakPenyembuhan terjadi lebih lama.
  11. Ketegangan tepi luka: Pada daerah yang tight (tegang) penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan daerah yang loose.


6. TERAPI-TERAPI LAIN UNTUK PENYEMBUHAN TERHAMBAT
   
Faktor-faktor pertumbuhan merupakan polipeptida yang memiliki berbagai efek potensial terhadap proliferasi sel dan kapasitas sintetik sel. Sampai sekarang, satu-satunya faktor pertumbuhan yang telah terbukti efektif secara klinis adalah PDGF yang diaplikasikan secara topikal. Isomer PDGF-BB becaplermia disetujui oleh FDA untuk pengobatan ulser kaki neuropatik diabetik. Beberapa trial klinis telah menguji efektifitas gel becaplermin (30 μg/g) pada ulser-ulser kaki diabetik. Hasilnya menunjukkan kejadian penutupan lupa sampai 48 persen berbanding 33 persen untuk kelompok kontrol. Becaplermin hanya boleh digunakan apabila dikombinasikan dengan preparasi dasar luka yang optimal dan penghilangan faktor-faktor lain yang mengganggu penyembuhan.
   

Dalam 20 tahun terakhir, beberapa produk teknik jaringan telah tersedia untuk penggunaan klinis. Dua tipe utama kulit rekayasa telah diuji dan terbukti efektif pada ulser kaki diabetik neuropatik dibaetik dan dan ulser vena. Salah satunya, yang disetujui untuk penggunaan pada bisul neuropatik, terdiri dari fibroblast-fibroblast kulup neonatal pada sebuah material jahitan yang dapat diserap. Tipe lainnya, yang disetujui untuk penggunaan pada ulser kaki neuropatik diabetik dan ulser vena, memiliki dua lapisan dan terdiri dari fibroblast dan keratinosit dari kulup neonatal. Mekanisme kerja yang pasti dari kulit rekayasa ini belum diketahui, tetapi belum ada engraftmen sel yang lama. Dalam trial-trial klinis, kedua tipe kulit ini diaplikasikan secara berulang ke luka untuk menstimulasi penyembuhan. Akan tetapi, dalam praktek klinis, tampak bahwa jumlah pengaplikasian yang lebih sedikit diperlukan. Seperti dengan penggunaan becaplermin, preparasi dasar luka yang optimal diperlukan agar kedua tipe kulit rekayasa ini bisa efektif. Lebih daripada itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa kulit yang direkayasa hanya membantu pada ulser-ulser yang yang memiliki durasi lama dan belum merespon terhadap terapi konvensional.

7. MEMPREDIKSIKAN PENUTUPAN LUKA
   
Beberapa penelitian terbaru telah memungkinkan kita untuk memprediksikan apakah sebuah luka akan sembuh secara normal, berdasarkan pengamatan sederhana  setelah 3 sampai 4 pekan pertama terapi. Metode-metode yang digunakan untuk memprediksikan penutupan luka berkisar antara pengukuran-pengukuran sederhana terhadap ukuran luka (lebar dan panjang) dan perubahan area luka untuk melakukan analisis planimetrik dan penilaian migrasi pinggir luka. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 56.488 luka, ditentukan bahwa persen perubahan area sekitar 30 persen setelah 4 pekan dapat memprediksikan penutupan luka dengan kesensitifan 0,67 dan spesifitas 0,69, dan memiliki nilai prediktif positif dan negatif masing-masing 0,80 dan 0,52. Secara lebih praktis, kenampakan pinggir juga penting, sehingga pinggir-pinggir yang curam menjadi kurang curam dan mulai bermigrasi menuju ke pusat pada luka yang sedang sembuh. Kemampuan untuk memprediksi penutupan sangat penting. Pada pekan ke-4, dokter harus mampu menentukan apakah terapi yang sedang dilakukan bisa dilanjutkan atau apakah diperlukan perubahan, termasuk penilaian ulang situasi klinis secara lengkap.


Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net